Senin, 19 Oktober 2009

MENCOBA KEMBALI

Tradisi yang berkembang di Maluku adalah tradisi lisan. Tradisi yang kuat dan mencengkram dalam kehidupan setiap manusia Maluku. Tradisi inilah yang menjadi point plus dalam penulisan sejarah di negeri-negeri adat . Perlu dibedakan pengertian antara tradisi lisan dengan sejarah lisan.

Tradisi lisan adalah cerita rakyat yang diungkapkan melalui lisan dan dikembangkan secara berurutan juga secara lisan, namun si pelisan bukan penyaksi atau pelaku peristiwa. Berbeda dengan sejarah lisan yakni si pelisan benar-benar terlibat atau sebagai penyaksi peristiwa yang terjadi.

Sejarah lisan ini bisa diterapkan terutama dalam cakupan tempat yang kecil, yakni cakupan lingkungan. Sejarah lisan akan membangun sejarah yang lebih dalam. Peserta didik akan terbawa pada suasana sejarah yang dituturkan oleh si pelisan tersebut. Dengan cakupan yang kecil pula pemahaman bisa dioptimalkan.

Contohnya konkritnya seperti di lingkungan peserta kampung, ada cerita bersejarah. Cerita itu akan membawa rasa keingintahuan dengan rangsangan dari pencerita. Cerita yang akan dituturkan akan berdampak psikologis bagi masyarakat. Para pendengar terbawa untuk tahu dan mengerti dengan sejarah lingkungannya sendiri. Sehingga transfer budaya dari golongna tua terhadap golongan muda tidak akan terputus.

Hal itu akan berdampak lebih pada psikologis. Dampaknya para generasi muda tidak akan berorientasi pada kota. Orientasi pada kota sangatlah membebankan salah satu pihak saja. Lebih dari itu pembanguan yang digalakkan tidak akan cukup merata.
Serta perlu digaris bawahi. Sejarah lingkungan sama seperti sejarah lokal dalam memiliki cakupan yang lebih sempit. Lingkungan yang dijadikan tempat tinggal dengan pengertian dan partisipasi dari peserta didik. Melalui pengetahuan awal diharapkan sejarah lebih menarik.Melalui itu mereka bisa menulis dari hasil cerita orang lain dan menceritakan hal tersebut kembali.

Di Pulau Seram, serupa juga di daerah-daerah lain, cerita-cerita dan pengalaman zaman lampau akan lenyap dengan cepatnya. Lebih-lebih lagi pada masa sekarang di mana manusia bisa berhubung dengan cepat melalui telpon, HP, fex, email atau bertemu muka, tradisi menulis surat-surat yang panjang, penyimpanan catatan-catatan harian dan persediaan memo yang lengkap sudah menjadi tradisi yang tidak bias dihilangkan dari perkembangan zaman sekarang. Dalam keadaan seperti ini, Sejarah Lisan bisa menentukan supaya tidak semua perkembangan-perkembangan dilupai atau hilang sebagai bukti sejarah.

Satu darikelemahan yang besar di dalam usaha untuk menulis semula sejarah negeri-negeri adat yang ada di Pulau Seram ialah kekurangan sumber-sumber sejarah yang asal. Misalnya bagi sejarah negeri-negeri adat . Cuma beberapa negeri saja yang mempunyai sumber-sumber asli yang berkaitan dengan perkembangan sejarah negeri tersebut, tetapi itupun hanya terhadap kepada kurun yang ke-19 saja. Masalah ini lebih serius karena di Pulau Seram tidak terdapat satu tradisi menyimpan catatan harian, menulis dokumen-dokumen yang lain atau menulis riwayat hidup. Dalam hal ini Sejarah Lisan bisa memainkan peranan yang besar dalam memelihara dan menambahkan sumber-sumber yang ada untuk Sejarah negeri-negeri adat di Pulau Seram pada abad ini.
Di dalam usaha untuk memajukan penulisan sejarah tidak semestinya penulisan ditumpukan kepada tokoh-tokoh ternama dan peristiwa-peristiwa utama yang berlaku di sesuatu zaman. Sesungguhnya perkara ini penting, tetapi kita tidak boleh melupakan bahawa sejarah itu merangkumi juga cerita dan peristiwa rakyat biasa. Maka konsep yang bercorak sejarah suatu daerah dan juga sejrah negeri perlu diberi tempat yang sewajar. Di sinilah Sejarah Lisan sangat berguna kerana rakyat biasa tidak meninggalkan sumber-sumber bertulis. Di Pulau Seram sungguhpun tradisi bertulis berkurangan tetapi ia kaya dengan tradisi lisan. Peluang utnuk merekamkan warisan ini bias dilaksanakan melalui penelitian Sejarah Lisan.

Penggunaan Sejarah Lisan sebagai satu alat pengajaran belum digunakan dengan sepantasanya. Sejarah Lisan berdasarkan kepada kenang-kenangan seseorang yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang penting dan informasi-informasi ini sungguh bernlai di dalam memahami perisitwa-peristiwa yang saling berkait dari sudut yang luas. Sejarah Lisan adalah unitk karena ia dapat menghubungkan zaman yang lalu dan zaman sekarang melalui rakaman pengalaman-pengalaman yang bersejarah. Pita rakaman dan transkrip sejarah lisan bisa di hidupkan kembali dengan cara mengajar di sekolah-sekolah dan di institusi-institusi lain. Muzium misalnya memberikan gambaran tambahan kepada penuntut-penuntut melalui pameran, bahan-bahan yang dipetik dari buku-buku dan filem-filem. Cara ini tidak dinafikan sebagai satu cara pengajaran yang berguna di dalam kelas. Walau bagaimanapun, nilainya terbatas kepada keadaan pameran yang statik. Di sebaliknya pita-pita rakaman wawancara dengan tokoh-tokoh tertentu yang pernah memainkan peranan yang penting di dalam masyarakat boleh memberi suatu gambaran yang berkesan untuk memahami masa yang lalu itu. Rakaman-rakaman ini boleh menggambarkan perkara-perkara bersejarah yang telah berlaku di samping ianya dapat menggambarkan aspek-aspek masyarakat yang sukar untuk dipamerkan.

Peranan dan kegiatan ikatan-ikatan sejarah negeri akan dapat dikembangkan lagi sekiranya ikatan-ikatan tersebut menjalankan penelitian sejarah lisan. Ikatan-ikatan hubungan emosional Sejarah yang ditubuhkan bukan sahaja untuk menggalakkan penelitian dan menambahkan minat orang ramai terhadap sejarah tetapi juga mempunyai tanggungjawab untuk memelihara kesan-kesan sejarah negeri-negeri masing. Dalam hal ini mereka terlibat dalam pengumpulan, pemeliharaan dan penyediaan bahan-bahan tersebut untuk penyelidik sejarah harus memelihara alat-alat dan gambar-gambar mengenai kehidupan masyarakat di masa yang lalu dan musiu negeri yang telah lama tertubuh itu boleh mempamerkan bahan-bahan tersebut kepada orang lain. Begitu juga bagi tapak-tapak bersejarah yang harus dipelihara dan dibina kembali dan dikekalkan sebagai salah satu bukti sejarah masa lalu. Lembaga Sejarah dua negeri-negeri akan dapat menggiatkan lagi penilitian yang telah dijalankan. Sejarah lisan pula bisa menambahkan rancangan-rancangan lembaga sejarah khusus dalam memenuhi jurang-jurang yang terdapat dalam sejarah lokal. Jadi melalui cara ini informasi yang tidak selalunya dimasukkan ke dalam nilai-nilai tertulis akan dapat diperolehi

Tidak ada komentar: