Senin, 21 Desember 2009

bahasa kalbu

Tulisan ini bukan untuk membahas isi dari salah satu lagu Titi DJ, hanya sekedar luapan dari hati yang ingin dituliskan...dengan kata lain curhat kali ya :)

Seringnya berkomunikasi dengan teman melalui dunia maya memberikan warna tersendiri dalam hidup. Betapa tidak, kita dapat mengembangkan pembicaraan ataupun sekedar mencari celah yang menyegarkan saat teman kita tidak tau lagi apa yang harus diobrolkan....selama dalam batas-batas kesopanan dan nilai positif sih ga papa kan?

Manusia itu unik, ada yang bisa mewakilkan bahasa kalbu/ bahasa batinnya mendekati sempurna melalui tulisan, tapi kurang bisa mewakilkannya melalui lisan di dunia nyata. Hal ini bisa dimengerti karena memang keadaan dunia maya berbeda dengan dunia nyata. Di dalam dunia maya, seseorang dapat mengekspresikan dirinya tanpa banyak dipengaruhi oleh sisi psikologis yang terkadang sering "mengacau" setiap perjumpaan di dunia nyata...intinya, bagi sebagian orang tidak mudah men-translate bahasa kalbu ke dalam bahasa lisan. Type orang seperti ini biasanya introvert....ada yang 'ngrasa ga? hehe.......

Balik lagi ke bahasa kalbu, bahasa ini adalah bahasa yang paling murni dan bersifat abstrak, kira-kira ada yang tau 'ga letak geografisnya ada di belahan tubuh bagian mana? ^_^
terkadang, ketika bahasa kalbu ingin disampaikan melalui bahasa lisan/ tulisan/ gerak mengurangi kapasitas dari makna aslinya. Kalau dianalogikan seperti mata air, bahasa batin adalah bahasa murni sebuah mata air pegunungan, sedangkan bahasa lisan/ tulisan/ gerak adalah bahasa yang dikeluarkan dari mata air yang sama di muaranya, sehingga mengakibatkan perbedaan tingkat kesucian (mis: dipengaruhi oleh kurangnya perbendaharaan kata).

Apa mau dikata, bahasa batin seseorang tidak mungkin bisa dipahami oleh orang lain tanpa mewakilkannya menjadi bahasa perantara, baik tulisan, lisan atau body language sebagai media komunikasi antar sesama.
BTW, ngetik 'n ngetik...curhatnya sebelah mana ya

AKU TITIPKAN BAHASA INDAH PADAMU

sekadar lamunan buat tarian mata dari tarian jari mengetik aksra bukan untuk menunjuk apatah lagi
membangakan tentang sesuatu yang menjadi coretan di catit buat tatapan..


Rasa yang dalam dari bagian akalmu Atas realita kehidupan yang fana,
penuh akan cucuran air mata Yang akan menghancurkan batu karang
sekalipun...Gelisahmu insan beradab Menyaksikan aliran air ke hulu,
mustahil alam untuk mengatakan itu Hanya getaran jiwamu yang akan
menjawab Atas seribu bahasa kemunafikan yang sekecil pasir pun akan
diperhitungkan Sebagai imbalan dari pekerjaanmu.

Untukmu dunia berkata Sekian lama alam menyaksikan atasmu
sebagai rohmu yang kau larikan dari raga yang kau usik.
Dengan itu Cermin pun akan retak melihatmu, buatlah pelita untuk
dunia gelapmu. Seakan-akan berada di atas sang surya Raihlah dan
rasukkan dalam pancaran sinarmu Agar urat nadimu turu dan larut
Bersamaan dengan hembusan napasmu, Dengan aroma jalur hidupmu Kini dan kelak.

terang............?
Sudah satu minggu rasanya kejadian itu berlalu, dalam perenunganku yang tajam dan tanpa henti mohon pada Tuhan, biarlah aku diamkan, karena engkau masih "bugil" dan belum tau gaun indah hidup setelah mandi suci.

Ketika cercaanmu bergemuruh tempoh hari, aku hanya menjadi manusia penitip makna pada bahasa dan nurani. Aku takut, topan menerjang lebih pilu dan lebih bermusibah, sehingga tak mampu menatap wajahmu yang terpelihara puisi-puisi kata itu.
Tapi, angin laut petang itu tetap saja membawa gemuruh, sekalipun aku berbahasa indah berperadaban datang. Duhai, aku sangka kata-kata dalam puisimu semanis budayamu! Tapi tidak! Sekali lagi jawabannya, mungkin engkau masih sedang "bugil"
Apa makna bahasa dalam puismu? Hanya helain rambut yang tidak berkepala, ingin dikenal dunia tanpa ada makna. Apa artinya engkau pemuisi? Apakah menjadi pengotbah di mihrab langit saja? Atau ingin menjadi nabi pembela laut untuk tidak terbelah. Atau apa?
Kemarilah, selagi langit masih berbintang dan selagi malam masih berembulan aku ajak kau berdandan bahasa dengan maknanya, karena aku ingin melihat wajahmu sempurna seperti puisimu itu.
Kini, baru dari ke jauhan aku titip bahasa indah padamu, kutiplah maknanya wahai sang pemuisi yang "bugil"

AKU MASIH INGAT

Pada mu aku berlutut, karena wajahmu mengingatkan aku zaman anak-anak yang telah menberi ceria hidup ini. Kaulah kekasihku, saling merindu di kala berjauhan, saling tersenyum dikala ku gembira dan berduka bila keresahan. Ku tetap ingat syurga di tapak kakimu, berilah restumu kepada hidupku jasamu terlalu mahal bukan tanding, untuk menagih hormat dan restumu menjadi anak kesayanganmu dikala ini aku merindu, dikala ini aku berjanji mengingati nasihatmu merapati hajatmu kaulah kekasihku.

Aku masih ingat dan akan terus ingat sehingga akhir hayat, dulu engkau banyak menderita. aku masih ingat dulu engkau banyak menangis aku masih ingat dulu engkau banyak berkorban apa saja aku masih ingat dulu engkau berbalut ketabahan membesarkan aku mengenal kemanusiaan, aku masih ingat dulu engkau berlantaikan semangat mengasuh aku menjadi insan beriman. Aku masih ingat, dulu engkau berdinding kegigihan mendidik aku menjadi anak soleh, dulu engkau merumahkan setia memelihara aku dengan kasih sayang menjadi manusia berguna

hatiku tiadak terbatas akan aliran jiwaku mengalir bersama arus sungai cinta dikala kerikil batu-batu tanpa sesak dan kesusahan sungguh indahnya perasaan itu, Meluaskan kecilnya ruang hatiku Menyegarkan lesunya jiwaku Menegangkan nadiku yang kian melemah Dek keringnya dari siraman cintamu Andaikata aku dapat bernyanyi Burung merak pasti mahu mendedangkannya bersamaku Menceritakan keceriaan dihatiku di saat aku bersamamu Walaupun cuma seketika..

Tetapi kebahagiaannya terasa hingga mencapai penjuru langit sejagat
Indahnya kasih itu Apabila ia menjadi dinamo kepada semangat
Dan penyuntik ilham Serta penerang obor cahaya Kepada berlikunya jalanku ini…

Jawaban bukan Tidak

Aku berharap, jawabannya bukan, tidak…!. Jangan biarkan kapal itu terapung di atas samudera hitam kelam. Ribuan mil telah dilalui dan tak pernah mendapatkan dermaga untuk bersandar. Jangan biarkan kapal itu kehabisan bahan bakar, sampai akhirnya tenggelam dan lenyap bersama ribuan hiu yang telah lama mengintai dengan giginya yang tajam. Berikan dia tanah untuk berlabuh. Berikan dia pulau untuk disinggahi dan membangun rumah. Aku berharap keegoisan hilang darimu. Tolong berikan nafasmu yang bisa menyejukanku. Aku tidak ingin seperti cerita kapal titanic yang tenggelam setelah membentur karang kokoh, karena sungguh aku tidak ingin. Apakah engkau akan membiarkan aku seperti ratusan tubuh yang sia-sia setelah meluncur ke dasar lautan ganas dan dicabik-cabik oleh ikan-ikan kecil yang tak pantas memakanku. Aku masih saja teringat ketika engkau mengatakan ingin hidup selamanya denganku. Aku masih saja teringat ketika engkau tersenyum manis, saat aku menawarkan 12 orang anak agar aku bisa membuat satu tim sepak bola. Dan aku masih sangat teringat ketika kita hempas angin dalam perjalanan panjang, hanya untuk mewujudkan kedua impian itu. Sungguh sangat mengasyikkan.

Aku memang pernah tergelincir dan melapaskan pegangan tanganmu. Aku memang pernah memutuskan untuk tidak menghirup desah nafasmu yang pernah membuatku mabuk. Dan saya pikir, itu cukup adil. Bukankah kamu juga pernah melakukannya. Melakukan hal yang sama, saat kamu juga tergelincir karena tanah licin yang dibuat oleh orang lain. Kita sama-sama biadab. Kita sama-sama keparat. Cobalah untuk mengerti, bahwa bekal yang kita bawa sama-sama pernah kita bagi kepada orang lain. Memang seharusnya tidak terjadi. Tapi bulan telah menjadi dua ketika berada di atas danau yang sangat luas. Dan itu adalah keharusan kecuali danau itu kering. Maka izinkan aku untuk mengeringkan danau itu, agar bulan kembali satu. Tentu….sinarnya akan kembali terang. Tentu….cahayanya tak akan pernah bisa padam. Sungguh….jangan biarkan astronot datang dan menapakkan kakinya. Jangan paksa aku untuk mengusir dan menendang tubuh si anstronot yang terbalut perasaan tak berdosa karena telah berani berdiri pada satu bagian dari dirimu yang belum pernah aku singgahi. Katakan, bagian mana yang selama 3 purnama belum pernah aku sentuh. Aku cukup rela untuk melepaskan baju dan alas kakiku, walaupun aku sadar itu akan membakar tubuhku yang telah kering selama 1 purnama. Aku tercengang saat keadaan memaksamu beranjak menghilang dari cenayan yang selama ini telah aku suguhkan bersama ribuan lebah yang tak pernah berhenti untuk mengeluarkan madu dari dalam gelembung perutnya yang masih tetap besar. Jangan biarkan lebah-lebah itu menyengatku dan melemahkan semangatku.

Aku benar-benar merasa, saat ini seperti kolam yang hanya menampung air yang terus mengucur dari kran tanpa penutup. Terlalu penuh rasanya hingga tumpah dan sia-sia belaka. Aku hanya membiarkan tumpahannya mengalir entah kemana, entah kepada siapa, dan entah berapa lama. Aku ingin engkau datang dan menutup kran itu, lantas mencelupkan tubuhmu ke dalamnya. Basuhlah mukamu sampai bersih. Mandilah sepuasmu. Berkumurlah sebanyak-benyaknya, hingga aku bisa merasakan kembali bau nafasmu yang dulu membuatku melayang. Aku merindukan sentuhan itu. Kehangatan itu sudah terlanjur menancap dan bersembunyi di balik pori-poriku, menyuburkan setiap helai rambut yang tumbuh di kulitku. Malam masih saja terluka. Cairan merah kental itu pun masih terus menetes dan jatuh di atas daun kering yang terkapar di tanah kering. Kekeringan kini seakan telah menjadi kekal. Kekeringan kini membalut sayatan-sayatan panjang yang menghiasi tubuh sang malam yang dingin. Ini justru hanya akan menambah rasa sakit dan memperparah luka sayatan itu. Tidakkah engkau mendengar tangisannya yang sendu dalam pancaran bulan yang tak lagi terang, tidak seperti purnama pertama yang tegak dan indah dengan hiasan kunang-kunang yang terbang mengelilingi perahu yang berjalan berlahan di sebuah danau dengan ribuan ikan-ikan kecil yang berwarna-warni sambil berteriak kergirangan menyaksikan dua orang yang mendayung diatas perahu. Sangat indah. Purnama itu pun ikut tersenyum renyah.

Rabu, 16 Desember 2009

MASYARAKAT DESA & MASYARAKAT KOTA

Dewasa ini perkembangan perekonomian di Indonesia semakin parah,di tambah dengan adanya dampak globalisasi yang menyebabkan lonjakan tajam harga jual dan melemahnya harga beli,perusahaan banyak mengalami gulung tikar,di sisi lain lapangan pekerjaan terus menerus menerun,tidak seimbangnya dengan para pencari kerja,termasuk para pencari kerja yang berada di Desa,pada umumnya Masyarakat di Pedesaan berpikir bahwa di Kota adalah surga untuk mencari lapangan pekerjaan yang lebih baik di bandingkan dengan di Desa(lapangan pekerjaanya lebih luas ),urbanisasi dari Kota ke Desa memang ada keuntungannya,tetapi harus mempunyai kemampuan dan keahlian agar ketika masyarakat Desa dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan.

. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki mapan
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas

. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Solusi yang harus di lakukan agar sukses meraih impian di Kota:

1.harus mempunyai kemampuan dan keahlian tertentu
2.mempunyai target-target(cita-cita) yang di inginkan di Kota
3.memperbanyak informasi yang ada di Kota agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan

Di samping itu terdapat perbedaan karakter sifat antara masyarakat desa dan masyarakat kota.
Masyarakat Pedesaan cenderung memiliki sifat kekeluargaan yang sangat erat,solidaritas yang tinggi,di bandingkan dengan Masyrakat Perkotaan yang bersifat Individualisme

Masyarakat Perkotaan memiliki sifat-sifat:

-.Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
-.Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
-.Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
-.Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menrun

Masyarakat Pedesaan memiliki sifat-sifat:

-.Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
-.Kontrol sosial masih tinggi.
-.Sifat gotong royong masih kuat dan
-Sifat kekeluargaannya masih ada.

sumber referensi: buku sosiologi,yudistira

Selasa, 15 Desember 2009

Kuliah kerja nyata

Program Kuliah Kerja Nyata telah mengalami beberapa
pengembangan baik dari segi administrasi maupun teknis
operasional, dalam perkembangannya saat ini dituntut
mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa. Seiring dengan hal
tersebut pada saat ini Program Kuliah Kerja Nyata dibawah Wakil
Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Sehingga kedepan diharapkan ada keterpaduan program pengelolaan KKN dengan
pemberdayaan dimana kita tahu menjadi salah satu
Pada hakekatnya, program KKN sangat strategik dalam proses
pembangunaan daerah, hal ini sejalan dengan tujuan dan sasaran KKN
yang telah dirumuskan dalam buku Pedoman KKN yang dikenal
dengan tri gatra KKN yaitu: Personality Development, Community
Empowerment dan Institutional Development.

Dalam situasi bangsa dan negara saat ini yang sedang mengalami
krisis multi dimensi maka program KKN yang dilaksanakan sedapat
mungkin diarahkan sebagai respon aktual perguruan tinggi dalam
rangka ikut menjawab persoalan bangsa. Persoalan-persoalan yang ada
tidaklah akan mudah dipecahkan bila dikerjakan sendiri-sendiri, untuk
itu diperlukan adanya kerjasama yang simbiotik mutualistik diantara
para pelaku pembangunan. Hubungan yang sinergis antara perguruan
tinggi dengan pemerintah daerah mutlak adanya, dengan potensi atau
sumber daya yang dimiliki masing-masing akan tercipta suatu kekuatan
yang sangat besar bagi pembangunan bangsa dan negara.

Perguruan tinggi misalnya mempunyai modal utama yaitu mahasiswa yang
merupakan intellectual capital untuk meraih kemajuan bangsa,
sedangkan daerah mempunyai sumber daya alam yang mungkin belum
dikembangkan dan masyarakat sebagai human capital yang merupakan
sasaran utama pemberdayaan.


Bagi sebagian orang yang sudah dan pernah mengenyam pendidikan tinggi, kuliah kerja nyata (KKN) tentunya merupakan sebuah kegiatan yang akan senantiasa dikenang. Entah karena memang kegiatan KKN yang sangat berkesan, atau kisah yang terjalin selama masa kuliah di masyarakat itu. Tak sedikit mahasiswa yang menemukan pasagan hidupnya di tempat KKN, sehingga istilah KKN pun seringkali dipelesetkan menjadi Kisah Kasih Nyata.

Pada awalnya KKN didesain sebagai sebuah kegiatan yang akan mendekatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dengan masyarakat. Di lokasi KKN yang biasanya berupa kawasan pedesaan terpencil, mahasiswa seyogianya mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya di bangku kuliah. Mahasiswa dituntut peka terhadap permasalahan yang terjadi di lokasi KKN serta diharapkan mampu memberikan solusi atas masalah tersebut. Bukannya malah menambah masalah di lokasi KKN.

Dalam kenyataanya, di lapangan sering terjadi hal-hal yang tidak patut terjadi. Pernah kita dengar ada mahasiswa KKN yang sempat bentrok dengan warga gara-gara permasalahan sepele. Ada pula mahasiswa KKN yang belum sempat menyelesaikan program pembuatan kartu keluarga meski masa KKN telah berakhir. Serta banyak lagi berita yang kurang sedap didengar telinga.

Permasalahan yang timbul bisa berasal dari masyarakat dan juga dari mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa kerap membawa budaya hidup yang cenderung bebas di lingkungan kost dan kampus. Padahal biasanya, masyarakat di lokasi KKN masih memegang norma-norma agama dan adat.

Mahasiswa "abangan", yang kehidupanya berputar di lingkaran 2K + 2W (kost, kampus, warung, dan warnet), biasanya akan merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Mahasiswa yang tidak terbiasa berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan, boleh jadi mereka tidak bisa memahami dan menganalisa kebutuhan organisasi kepemudaan di masyarakat. Kadangkala ilmu yang didapat di bangku kuliah sama sekali tidak "nyambung" dengan realita kehidupan di masyarakat.

Oleh karena itu, pusat KKN di perguruan tinggi perlu terus memantau pelaksanaan KKN dan mengevaluasinya dari tahun ke tahun. Pendapat masyarakat, baik dari aparat maupun masyarakat biasa, perlu diserap mengingat yang dijadikan objek KKN adalah masyarakat. Jangan sampai KKN hanya menjadi ajang cari nilai, jalan-jalan, menghabiskan waktu bersantai-santai, cari jodoh, dan transfer budaya-budaya negatif seperti mode pakaian yang kurang beradab dan hal negatif lainya.

KKN alias Kuliah Kerja Nyata, itu tuh kegiatan mahasiswa di sebuah desa yang intinya kita menularkan kemampuan mahasiswa ke masyarakat desa tersebut. Tapi ada juga yang memplesetkan KKN dengan Kisah Kasih Nyata huh tewew.
Ini foto saya pas KKN di sebuah desa di sebelah utara Pulau Ambon desa ini termasuk desa yang berada di bawah pemerintahan kabupaten Maluku Tenga tepatnya antara desa Negeri lima dan desa Aselulu yaitu desa Ureng, apabila untuk memcapai desa ini kita boleh mengunakan bas dari terminal yang berada di ruko batu merah diperkiran 2 jam dalam perjalanan hehehe cape deh mikirinnya. Sewakatu kami sampai di desa Ureng, mobil yang kami tumpangi berhenti di depan rumah kepala kampung (di Ambon kepala kampung biasa di pangil dengan Raja) kami di jemput oleh sekertaris desa Ureng (Sry lupa nama beliua. Maaf yaa pa) kelompok kami termasuk apes pas KKN dimulai kawan saya kena DBD selama seminggu. Jadi pas kegiatan KKN masih lemes dan kalau jalan persis kayak nenek-nenek itu kawan saya.
Di KKN kita banyak kegiatan atau mbanyak-banyakin kegiatan, ada ngajar ngaji anak-anak TPQ setempat yang ada juga kita kalah jago ngajinya, ngadain diklat guru ngaji kerjasama ama ponpes setempat, membuat tugu selamat dating, tempat sampa dan bla - bla yang penting disana gak nganggur malu atuh ama almamater.
Dan kegiatan tambahan lainnya, Kisah Kasih Nyata. Wah urusan ruwet kalau ini mah. Asli ruwet. Yang sudah tunangan ada juga yang hancur gara-gara tunangannya "kesangkut" pas KKN, apalagi yang baru pacaran wah deh, gak jaminan deh. Ujung-ujungnya bikin ngiri juga kita-kita yang gak ada nyangkut barang sebiji hehehe. Tapi ada juga yang lucu, teman saya yang pegang trofi berani "nembung" atau pasnya minta ke orang tua seorang gadis setempat. Itu mah belum hebat euy, yang bikin kita ternbelalak matanya adalah gadis yang ditembung masih kelas 6 SD. wedew. Wah - wah, benar-benar nekat atau apa ya, gak abis pikir deh. hihihihi.
Tapi, emang asyik KKN itu, soalnya kita hidup bersosialisasi dengan lingkungan yang beda dengan kehidupan kita sehari-hari bersama teman-teman yang baru juga, kan lain fakultas. Kenal-kenal juga paling satu dua orang saja. Tentang ada cerita lain dibalik KKN itu, wah itu tergantung kondisi dan anginnya wedew apa maksudnya tuh.

Datang Naik Pesawat, Pulang Jalan Darat

INI salah satu pengalaman pahit yang dialami tenaga kerja
Indonesia (TKI) yang bekerja di Brunei Darussalam.
Mereka umumnyatiba di negara kaya minyak itu
dengan gagah dan penuh harapan. Impianbisa mengubah
hidup menjadi lebih baik, terus menyelimuti benak
mereka. Apalagi mereka ke negara tetangga itu datang
dengan pesawat terbang yang menelan biaya tidak sedikit.

SEJUMLAH uang berjuta-juta rupiah, juga telah mereka
serahkan kepada agen pengerah tenaga kerja yang mampu
mengirimkan TKI-TKI itu ke Brunei. Dengan membayar uang
antara Rp 7,5 juta-Rp 14 juta,termasuk untuk ongkos pesawat,
mereka meninggalkan kampung halaman dengan sejuta harapan.

Dua tahun bekerja di Brunei, sesuai dengan kontrak kerja yang
ditandatanganinya di depan agen pengerah tenaga kerja, tentu akan
mendatangkan uang tidak sedikit. Semua TKI yang berangkat ke Brunei
mungkin juga yang mengadu nasib ke negala lainnya-bermimpi bisa
mengubah kehidupan keluarga dan dirinya menjadi lebih baik.

Sama seperti ketika berangkat, ketika pulang kembali ke Indonesia
mereka pun berpikir akan menggunakan pesawat. Dalam kontrak kerja
yang dijanjikan agen, biaya tiket pesawat saat pulang pun nantinya
akan ditanggung majikan di Brunei. Semuanya serba menyenangkan, dan
membuat TKI merasa gagah-gagah, termasuk TKI perempuannya.

"Tetapi beginilah kenyataannya. Pada saat datang ke Brunei
kami masih dibuai mimpi, naik pesawat terbang lagi.
Setibanya di Brunei ternyata semuanya omong kosong.
Tidak ada pekerjaan sesuai janji yang kami terima.
Lihat sendiri untuk pulang kembali ke kampung halaman
pun, kami terpaksa menggunakan jalan darat," kata Darman
(26), TKI asal Ponorogo, Jawa Timur.

Pada 27 September, Darman bersama temannya satu desa di
Ponorogo,Budi (23), memulai perjalanan panjangnya menggunakan
jalan darat dan laut, agar bisa kembali ke kampung halaman.
Mereka terpaksa menggunakan uang hasil keringat sendiri, agar
bisa sampai Ponorogo dengan menggunakan bus dari Bandar Seri Begawan.

Rute yang dilalui menggunakan jalan darat, antara lain dari
Bandar Seri Begawan menggunakan bus dengan tujuan ke Seria,
dilanjutkan ke Kota Kuala Belait, keduanya masih di Brunei
Darussalam. Dari Kota Kuala Belait, perjalanan masih dilanjutkan
dengan tetap menggunakan bus, di antaranya harus melewati dua sungai
di wilayah Brunei yakni Kuala Belait dan Kuala Baram, yang dilalui
dengan menggunakan feri.

Sesudah melewati pemeriksaan petugas imigrasi di Sungai Tujuh di
perbatasan kedua negara, perjalanan bus dilanjutkan hingga ke Miri,
Sarawak, Malaysia. Dari Miri, kedua pemuda itu melanjutkan perjalanan
menaiki menggunakan bus, dengan tujuan Kuching, ibu kota Negara
Bagian Sarawak. Dari Kuching, mereka pun kembali menempuh jalan darat
hingga ke Pontianak, Kalimantan Barat. Dari Pontianak mereka tinggal
memilih, menggunakan kapal laut dengan tujuan Jakarta atau Surabaya.
Dari kedua kota besar di Tanah Air itu, perjalanan pulang kembali
dilanjutkan dengan menggunakan bus.

"Kata teman yang pernah pulang menggunakan jalan darat,
perjalanan sampai ke Ponorogo memakan waktu sekitar tujuh hari. itu
pun kalau kapal laut dari Pontianak memang telah tersedia ketika kami
sampai di sana," ujar Darman, kepada Kompas, sebelum berpisah di
terminal bus Miri
***

MENGGUNAKAN jalan darat, dipastikan akan jauh lebih sedikit
memakan biaya, jika dibandingkan menggunakan pesawat terbang yang
mencapai sekitar Rp 1,5 juta. Tetapi, Darman dan Budi tidak bisa
memperkirakan, berapa besar ongkos yang dibutuhkan mereka hingga tiba
di kampung halaman. Mereka hanya baru mengetahui, perjalanan pertama
dari Bandar Seri Begawan-Miri, menghabiskan 17 ringgit Brunei atau
sekitar Rp 85.000.

Lantas kalau perjalanan pulang dari Brunei dipastikan akan
melelahkan-meskipun lebih murah-mengapa mereka memilihnya? Tiket
pulang naik pesawat tentu tinggal mereka minta kepada majikan di
Brunei.

"Mana ada majikan di Brunei yang mau membelikan tiket pesawat
pulang. Mereka yang pulang menggunakan pesawat, umumnya menggunakan
uang hasil keringat sendiri. Bohong itu perjanjian dengan agen, tiket
akan ditanggung majikan," kata Budi menimpali.

Pernyataan Budi mungkin ada benarnya, meskipun mungkin tidak
semua majikan berbuat tega dengan tidak memberi tiket pulang kepada
TKI yang hendak pulang ke Indonesia. Sejumlah TKI yang hendak pulang
menggunakan pesawat dengan tujuan Surabaya, mengaku pulang dengan
biaya sendiri. Majikan mereka di Brunei umumnya cuci tangan alias
tidak mau menanggung biaya mereka pulang menggunakan pesawat, sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

"Jangan harap tiket pesawat untuk pulang dibayari majikan.
Kebanyakan TKI yang pulang ke Indonesia, memakai biaya sendiri," ujar
Samsul (28), salah seorang dari mereka.

Seorang perempuan TKI yang pernah bekerja di Brunei sebagai amah
(pembantu rumah tangga), Ulwiyah (26), asal Indramayu, Jawa Barat,
juga mengungkapkan pengalaman yang sama. Pada 1998 lalu dia pergi ke
negara itu, juga dengan kontrak kerja selama dua tahun.

Namun, baru satu tahun, majikannya menyatakan tidak sanggup lagi
melanjutkan kontrak. Majikannya tidak mampu lagi membayar Ulwiyah,
sehingga dia menghendaki amah itu pulang ke Indonesia.

"Karena dia yang ingin memutuskan kontrak, seharusnya majikan
saya itu yang membayari tiket pulang. Kenyataannya,
dia tidak mau membelikan tiket. Meskipun saya sempat
perang mulut dengan dia, tetap saja dia menyatakan tidak
mampu membelikan tiket. Akhirnya saya pulang dengan membeli
tiket pesawat sendiri," tutur ibu satu anak
yang menyebutkan telah kapok untuk kembali bekerja di Brunei
Darussalam. (mul)

Senin, 23 November 2009

Baron van Hoëvell.

Gerrit Willem Wolter Carel Baron van Hoëvell werd den 19 den Juni 1848 te Dordrecht geboren. Gerrit Willem Carel Wolter Hoevell adalah Baron dari 19 lahir Juni 1848 di Dordrecht. Zijne ouders waren Mr. Orangtuanya Mr. Dr. Dr Jacob Diederik -, rector van het Gymnasium te Dordrecht, en Cornelia Franciska Trip. Yakub Diederik -, rektor dari Gymnasium di Dordrecht, dan Cornelia Franciska Trip. De van Hoëvell's (Hövell) zijn van zeer oude adelijke afkomst; hun geregelde stamreeks vangt aan met 'Roelof', die in 1382 op zijn kasteel 'de Hoevele' nabij Goor leefde en wiens naam op de oudste lijst van Stichtsche leenmannen voorkomt. Program-program Hoevell (Hövell) sudah sangat tua keturunan mulia; mereka suku dijadwalkan seri dimulai dengan "Roelof", yang pada 1382 di istana 'jumlah' Goor tinggal di dekatnya dan yang namanya dalam daftar pengikut Sticht tertua Australia terjadi. In den tijd der Hervorming ging een tak der familie tot het protestantisme over, waarvan Gerrit Willem Wolter Carel - van af 1913 - de oudste vertegenwoordiger was. Pada masa Reformasi adalah cabang keluarga ke Protestantisme, yang Carel Willem Gerrit Wolter - dimulai pada tahun 1913 - tertua perwakilan. In genoemd jaar overleed Rudolph Jan Wolfgang Frans van Hoëvell tot Nijenhuis, lid van de Ridderschap van Overijssel, het toenmalige hoofd van den protestantschen tak, kinderloos, na zijn verren neef, onzen van Hoëvell, tot universeel erfgenaam benoemd te hebben. Rudolph meninggal pada bulan Januari di tahun Wolfgang Hoevell Prancis ke Nijenhuis, anggota Knighthood dari Overijssel, yang kemudian menjadi kepala cabang Protestan chen, punya anak, setelah sepupu jauh, dari Hoevell kami, untuk memiliki ahli waris universal. Deze noemde zich daarna ook wel 'van Hoëvell tot Nijenhuis', terwijl de katholieke branche zich noemt 'van Hövell tot Westerflier (en Weseveld).' Hal ini kemudian juga menyebut dirinya "dari Hoevell ke Nijenhuis ', sementara cabang Katolik menyebut dirinya" dari Hövell ke Westerflier (dan Weseveld). "

De familie te Dordrecht had het niet breed en het gezin was groot: drie zoons en vijf dochters. Keluarga Dordrecht tidak lebar dan keluarga itu besar: tiga putra dan lima anak. De middelen, om de zoons een kostbare opvoeding te geven, ontbraken en zoo moest GWWC, de oudste zoon, ook zoo spoedig mogelijk trachten zijn eigen brood te verdienen. Yang berarti, untuk anak-anak untuk memberikan pendidikan yang berharga, dan begitu juga hilang GWWC, putra sulungnya, juga secepat mungkin mencoba untuk mendapatkan roti sendiri. Na eerst op de particuliere voorbereidende school van Meester Goedhart te zijn geweest, bezocht hij het Gymnasium te Dordrecht en wel de Afdeeling B daarvan, waar hoofdzakelijk natuurkundige vakken werden beoefend. Setelah sekolah persiapan swasta pertama Magister telah Goedhart, ia mengunjungi Gymnasium di Dordrecht dan departemen B, yang terutama fisika kursus yang dipraktekkan. Waarom hij, die, evenals zijn vader, litterarisch was aangelegd, van de Afdeeling B leerling werd, staat waarschijnlijk in verband met de omstandigheid, dat eene universitaire opleiding voor hem toch niet zou zijn weggelegd. Mengapa ia, yang, seperti ayahnya, Litterarische dibangun, Bagian B dari pelajar itu, mungkin berkaitan dengan fakta bahwa universitas baginya tidak akan bermain. Bij de oprichting van een Hoogere Burgerschool te Dordrecht in 1865 ging hij terstond daarheen over, doch doorliep er niet den geheelen cursus; werd 'volontair' op de gasfabriek en was daarna gedurende korten tijd buitengewoon opzichter bij de Staatsspoorwegen. Pembentukan sekolah tinggi di Dordrecht pada 1865, ia segera pergi ke sana sekitar, tetapi tidak berjalan melalui keseluruhan kursus, adalah 'sukarela' pada gas dan kemudian cuci selama waktu yang sangat singkat pengawas State Railways.
Toen greep zijn oom, de voor de Indische Staatsgeschiedenis zoo bekende Dr. Kemudian meraih pamannya, Sejarah Negara India yang dikenal sebagai Dr WR van Hoëvell, in. WR of Hoevell masuk Deze ijverde krachtig voor het belang van Indië en zag blijkbaar in zijn begaafden neef een goede kracht voor het Indische Bestuur en op diens aansporen zien wij dan ook den jongen van Hoëvell zich los maken van het denkbeeld, in Nederland zijn brood te verdienen en zich daarop met allen ernst en energie voor de Indische carrière gereed maken. Hal ini berkampanye keras untuk kepentingan India dan rupanya melihat sepupunya berbakat kekuatan yang baik untuk Dewan India dan mendorong untuk melihat bahwa kami juga Hoevell melepaskan diri dari ide anak laki-laki, di Belanda untuk mencari nafkah dan bergantung pada mereka dengan semua otoritas dan kekuasaan untuk karier India siap. In 1867 slaagde hij zeer goed voor zijn examen A (ongeveer gelijk aan het eindexamen der HBS), waarna hij naar Delft moest, om de colleges aan de 'Indische Inrichting' te volgen. Pada tahun 1867 ia lulus ujian yang sangat bagus (mirip dengan kelulusan sekolah tinggi), maka ia harus Delft, kuliah di "Negeri India" untuk mengikuti. De middelen voor het verblijf aldaar wist van Hoëvell zich te verschaffen door eene obligatieleening bij particulieren te Dordrecht aan te gaan, welke hij van uit Indië uit eigen inkomsten heeft afgelost. Dana untuk tinggal di sana tahu Hoevell sendiri dengan memberikan pinjaman obligasi untuk individu dalam Dordrecht untuk memasuki India dari mana ia telah ditebus dari pendapatan sendiri.

Men begrijpt, dat hij zijn uiterste best deed, om die kosten tot een minimum te beperken, en daarin slaagde hij schitterend door de anders tweejarige studie in één jaar in zich op te nemen; in 1868 reeds had hij zijn diploma van het examen B (het zoogenaamde groot-ambtenaarsexamen) in den zak. Kami memahami bahwa ia melakukan yang terbaik untuk biaya yang minimum, dan ia berhasil dengan indah oleh yang lain tahun dua studi dalam satu tahun untuk menyerap, pada 1868 ia sudah ujian diploma-nya B ( yang disebut ujian kelas tinggi) di saku. Als bijzonderheid zij hierbij vermeld, dat de voorzitter der examencommissie was Dr. Gagal khusus untuk dicatat bahwa Ketua Penguji adalah Dr WR van Hoëvell, die dus van nabij het succes van zijn neef medemaakte. WR Hoevell yang begitu erat keberhasilan sepupunya juga dibuat.
In 1869 zette van Hoëvell voet aan wal te Batavia en eenige maanden daarna begon hij zijn bestuurscarrière in het Gouvernement 'Celebes en Onderhoorigheden', in het zelfde gewest, waar hij die ook - maar nu als Gouverneur - eindigde. Pada tahun 1869 set Hoevell mendarat di Batavia dan beberapa bulan kemudian ia memulai karir pemerintah dalam Pemerintahan "Sulawesi dan Dependensi", di daerah yang sama, di mana ia juga - tapi sebagai gubernur - berakhir. Tusschen die twee tijdperken-in leidde zijn loopbaan langs verschillende andere deelen van den Nederlandsch-Indischen Archipel. Antara dua era-memimpin dalam kariernya oleh beberapa bagian lain dari Kepulauan India Timur Belanda.
Achtereenvolgens zien wij hem als Controleur der 3 de en 2 de klasse in de Residentie Ambon (Amboina) 1870-1875, waarop een verlof naar Nederland, wegens ziekte, volgde; van 1886 tot 1897 als Controleur 1 ste klasse en Assistent-Resident in het Gouvernement Sumatra's Westkust; als Assistent-Resident van Gorontalo (Res ie Menado) 1886-1891; als Resident van Ambon 1891-1896. Berturut-turut, kita melihat dia sebagai Controller dari Kelas 2 dan 3 dari Residence di Ambon (Amboina) 1870-1875, mana yang ingin meninggalkan Belanda, karena sakit, diikuti, 1886-1897 sebagai Controller 1 st kelas dan Asisten Residen di gouvernement pantai barat Sumatra, sebagai Asisten Residen Gorontalo (yaitu Menado Res) 1886-1891; sebagai Residen Ambon 1891-1896. Na een éénjarig verlof in Nederland, wordt hij kort na elkander benoemd tot Resident van de Lampongsche Districten, Resident der Westerafdeeling van Borneo en Gouverneur van Celebes, 1898. Setelah satu tahun meninggalkan di Belanda, tak lama setelah ia diangkat menjadi Residen masing-masing dari Kabupaten Lampung, Residen Westerafdeeling Gubernur Kalimantan dan Sulawesi, 1898. Deze hooge post bekleedde hij tot 1903, toen hij, op zijn verzoek, eervol uit 's lands dienst ontslagen werd. Posting luhur ini dipegangnya hingga 1903, ketika dia, atas permintaan, terhormat dari layanan di negara tersebut dipecat.
Toen hij den eersten keer met verlof in Nederland was geweest en naar Indië terugkeerde, maakte hij aan boord kennis met Mejuffrouw Jacqueline Catharina Monod de Froideville, welke kennismaking door eene verloving en weldra door een huwelijk op 31 Mei 1877, te Buitenzorg gesloten, werd gevolgd. Ketika ia pertama kalinya di Belanda telah cuti dan kembali ke India, ia berada di dewan untuk mengetahui Miss Jacqueline Katarina yang Monod Froideville, yang oleh seorang kenalan dan segera sebuah pernikahan pertunangan pada Mei 31, 1877, ditutup pada Buitenzorg, diikuti . Deze hoogstaande vrouw is voor hem een krachtige steun geweest, zoowel in zijn ambtelijk als in zijn particulier leven. Perempuan ini tinggi baginya menjadi dukungan kuat, baik dalam resmi dan dalam kehidupan pribadinya. Zij leefde geheel met hem mede en hield zijn naam steeds hoog om door de bijzonder beschaafde en correcte, tevens in-vriendelijke wijze, Mereka semua tinggal bersama dia, dan namanya masih tinggi di sangat beradab dan tepat, juga-ramah,
waarop zij als de echtgenoote van het hoofd- van plaatselijk- of van gewestelijk-bestuur wist op te treden. yang mereka dan istri dari kepala-ke-lokal atau regional yang dikelola pemerintah untuk bertindak. Zij was zoowel tegenover den geringsten als tegenover den hoogstgeplaatsten - hier denken wij onwillekeurig aan het bezoek van Franz Ferdinand van Oostenrijk aan Ambon tijdens het bestuur van van Hoëvell - volkomen op haar plaats en iedereen, die met haar in aanraking was geweest, behield daarvan eene aangename herinnering. Mereka berdua melawan sedikit sebagai peringkat tertinggi depan - di sini kita berpikir tanpa sadar kunjungan Franz Ferdinand dari Austria di Ambon selama administrasi Hoevell - benar-benar keluar dari tempat dan semua orang yang telah berhubungan dengan dia, itu tetap sebuah memori menyenangkan.
Gedurende het residentschap van Ambon werd van Hoëvell als bewijs van waardeering der door hem aan den lande en de wetenschap bewezen diensten, het ridderkruis van den Nederlandschen Leeuw verleend. Selama penduduk rak Ambon menjadi Hoevell sebagai bukti penghargaan oleh-Nya ke tanah dan ilmu yang telah terbukti departemen, salib dari Singa Belanda Chen diberikan.

Met de diensten aan de wetenschap, meer bepaald de ethnologische, was hij al heel spoedig na zijne indiensttreding begonnen. Layanan ilmu pengetahuan, khususnya etnologis, dia sangat segera setelah perekrutan dimulai. Als jong controleur te Saparoea (Afdeeling de Oeliassers der Res ie Ambon) verraste hij de belangstellenden in de Indologische wetenschappen met zijne boeken ' Ambon en meer bepaaldelijk de Oeliassers, geographisch, ethnographisch, politisch en historisch ' 1875 en ' Vocabularium van het Ambonsch Maleisch ' 1876. Sebagai seorang muda Saparoea Controller (Oeliassers Res departemen pe Ambon) terkejut ia tertarik pada ilmu-ilmu Logika Indo dengan bukunya "Ambon dan lebih terutama Oeliassers, geografis, ethnographical, sejarah metropolitan dan" 1875, "Kosakata dari malay Ambonsch" 1876. Beide werken hebben vele ambtenaren bij het 'Binnenlandsch Bestuur' en anderen, die met het Ambonsche volk aanraking hadden of zochten, tot gids gediend. Kedua karya ini telah banyak pejabat di "Administrasi" dan lain-lain, dengan burgher Ambon telah kontak atau dicari, untuk membimbing dilayani.
Hoe het eerstgenoemde beoordeeld werd, blijke uit de volgende aanhalingen. Apa penilaian pertama, saksi kutipan berikut. Het 'Tijdschrift van Ned. The "Magazine Ned. Indië' 1876 zegt er van: 'Uit dit een en ander blijkt voldoende, dat 't den jeugdigen ambtenaar niet aan moed ontbreekt, om zijne overtuiging uit te spreken en wanneer het geschiedt, gelijk hier, met bescheidenheid en, vooral, wat de lezing van zijn boek bewijzen kan, na grondige studie der onderwerpen, voorgelicht tevens door eigen overtuiging en waarneming, dan verdienen ongetwijfeld zijne uitspraken, zoo niet blind vertrouwen, althans ernstige overweging'. India 'pada tahun 1876 itu mengatakan: "Dari ketentuan di atas cukup jelas, bahwa' s perwira muda tidak kekurangan keberanian, karena keyakinannya untuk berbicara dan ketika itu terjadi, seperti di sini, dengan kesopanan dan, di atas semua, apa pembacaan bukti bukunya, setelah studi menyeluruh tentang subyek, diinformasikan juga oleh pengamatan sendiri dan keyakinan, kemudian pernyataan yang jelas, jika tidak buta iman, setidaknya pertimbangan serius ". De 'Indische Letterbode' getuigt: 'dat de autopsie den schrijver in staat heeft gesteld niet alleen zijn onderwerp nauwkeurig tot in alle bijzonderheden te behandelen, maar ook aan zijne voorstelling gloed en leven bij te zetten. Para "Surat India Bode 'kesaksian," autopsi bahwa pengarang telah memungkinkan subjek tidak hanya hati-hati secara rinci untuk menangani, tetapi juga untuk menunjukkan merek untuk kehidupan dan menempatkan. De Nederlandsche Spectator: 'zijn boek bewijst dat hij kennis van zaken bezit en weet wat de belangen der Inlanders eischen, al is hij niet blind voor hunne gebreken.' De Nederlandsche Spectator, "bukunya membuktikan bahwa dia memiliki informasi dan tahu apa kepentingan tuntutan pribumi, meskipun ia tidak buta terhadap kesalahan mereka." De 'Economist' noemde het boek 'eene belangrijke bijdrage tot de kennis van land en volk'. The Economist menyebut buku "kontribusi penting kepada pengetahuan tanah dan orang-orang".

Tot zijne eerstelingen behooren ook nog de te Batavia in 1895 gedrukte ' nota betreffende de rechten, welke in de Residentie Ambon op onbebouwde gronden worden uitgeoefend ' en het gedurende zijn eersten verloftijd in Nederland gereed gemaakte artikel ' Iets over de vijf voornaamste dialecten der Ambonsche landtaal ( Bahasa Tanah )'. Sampai buah pertama juga milik Batavia pada tahun 1895 dicetak "catatan tentang hak-hak, yang di tanah kosong Residence di Ambon dilaksanakan" dan selama meninggalkan pertama kali di Belanda mempersiapkan artikel "Sesuatu tentang lima dialek utama Ambon vernakular Australia (Bahasa Tanah). In het voorwoord van evengenoemde bijdrage geeft de schrijver er eene verklaring van, waarom hij zijne studie, hoewel die slechts fragmentarisch was, aan de pers heeft toevertrouwd: 'Gedurende mijn vierjarig verblijf in de Residentie Ambon was ik in de gelegenheid een en ander omtrent de voornaamste dialecten Dalam kata pengantar, penulis juga mengatakan kontribusi adalah penjelasan tentang mengapa ia studinya, meskipun hanya fragmentaris dipercayakan kepada pers: "Selama empat tahun tinggal di Ambon Residence saya mendapat kesempatan dan satu lagi di dialek utama
der Ambonsche landtaal te verzamelen en ik zou daarmede zijn voortgegaan, zoo niet eene hevige oogonsteking mij genoodzaakt had, een tweejarig verlof naar Europa aan te vragen, waardoor de draad mijner studiën werd afgebroken. Bahasa nasional Australia Ambon untuk mengumpulkan dan saya juga akan melanjutkan, jika tidak oogonsteking kekerasan telah memaksa saya, yang dua tahun cuti untuk diterapkan ke Eropa, sehingga benang studi saya terganggu. Aangezien het hoogst twijfelachtig is of ik bij terugkomst in Indië, wel weder in die zelfde Residentie zal worden aangesteld, zoo geloof ik der linguistiek eenigszins te kort te doen, wanneer ik nu niet van de nabijheid der pers partij trok, om mijne aanteekeningen over de Ambonsche landtaal te compileeren en door den druk bekend te maken. Karena itu sangat diragukan apakah aku kembali ke di India, tetapi sekali lagi dalam Residence yang sama akan ditunjuk, jadi saya pikir linguistik agak terlalu singkat untuk lakukan jika saya tidak menekan sekitar partai menarik untuk saya pada aanteekeningen Ambon vernakular Australia untuk mengkompilasi dan menerbitkan pers. Moge mijn onderzoek dan ook al niet afgeloopen en mijn arbeid daardoor zeker nog verre van volmaakt of volledig zijn, zoo kan het hier geleverde voor een ander misschien de basis zijn, waarop kon worden voortgebouwd, daar 't toch eene stellige waarheid is, dat een dergelijk onderzoek vergemakkelijkt wordt, als men er bij 'op de schouders kan staan van zijn voorgangers.' Mungkin penelitian saya daripada tidak bahkan menyelesaikan pekerjaan saya dan karena itu jelas jauh dari sempurna atau lengkap, sehingga di sini diantar ke satu sama lain bisa menjadi dasar, yang dapat dibangun, ada 's masih kebenaran yang pasti adalah bahwa sebuah penelitian tersebut difasilitasi jika kita ingin "dapat berdiri di atas bahu para pendahulunya."
'Bij de beoordeeling van mijn arbeid houde men evenwel in 't oog hoe moeielijk een eerste schrede vallen moet en met hoevele bezwaren ik te kampen had bij de studie eener taal, die niet alleen nog nimmer wetenschappelijk was beoefend, maar die geen letterschrift bezat en ook geene geschriften aanbood, die mij bij mijn onderzoek den weg konden wijzen, zoodat het gesproken woord de eenige bron bleef, waaruit te putten viel.' "Dalam menilai saya bekerja, bagaimanapun, pendiam di mata betapa sulitnya langkah pertama kejadian dan berapa banyak keberatan aku harus berjuang dengan studi bahasa, bukan hanya tidak pernah dipraktekkan secara ilmiah, tapi tidak punya alfabet dan juga tidak memberikan tulisan-tulisan, bagi saya bahwa riset saya bisa menunjukkan jalan, sehingga kata yang diucapkan adalah satu-satunya sumber dari mana untuk menarik itu. "

Aan de woordenlijst is toegevoegd datgene, dat van Hoëvell van de literatnur der Amboneezen, in den mond van het volk bewaard, heeft kunnen verzamelen. Apa yang ditambahkan ke dalam kamus, bahwa dari Hoevell literatnur dari Ambon, di mulut orang-orang yang diselamatkan, mampu mengumpulkan. Op een tusschen gevoegd blad in een hem toebehoorend exemplaar van die woordenlijst vinden wij, met zijn hand geschreven, een Ambonsch gedichtje met er onder de vertaling: Di antara daun yang melekat pada salinan nya kosa kata yang kita temukan, dengan puisi yang ditulis tangan dengan Ambonsch di antara terjemahan:
'Ach, als ik denk aan het land van Ambon, "Oh, ketika saya berpikir dari tanah Ambon, Dan vloeien mijne tranen. Kemudian air mataku mengalir.
Als ik 's nachts in bed lig, slaap ik niet, Jika saya di malam hari di tempat tidur, aku tidak tidur, Mijn hart is ziek, er is geen geneesmiddel.' Hatiku sakit, tidak ada obat. "

Waarschijnlijk vertolkte van Hoëvell hiermede zijn eigen gevoel, want hij hield veel van Ambon, waar hij in drie verschillende rangen is werkzaam geweest (als Controleur, als Assistent-Resident, belast met eene zending naar de Zuidwester- en Zuidooster-eilanden, en als Resident); een afscheidsgroet aan het land, waar zich de gelukkigste perioden van zijn leven hadden afgespeeld. Mungkin dimainkan oleh Hoevell memberikan perasaan sendiri, karena ia mencintai Ambon, di mana dia telah bekerja tiga kelas yang berbeda (sebagai Controller dan Asisten Residen yang bertanggung jawab atas misi untuk Zuidwester Timur dan Kepulauan Selatan, dan sebagai Residen ), sebuah perpisahan kepada negara, di mana masa-masa paling bahagia hidupnya telah dimainkan. Tijdens zijn verblijf in Sumatra's Westkust vervolgde hij nog even zijne Ambonsche letterkundige studiën met de door hem vertaalde en verklaarde ' Twee zangen in de Ambonsche landstaal ' en schreef verder oa 'over den eed der Maleiers ter Sumatra's Westkust'. Selama tinggal di pantai barat Sumatra saat ia melanjutkan studi sastra di Ambon Australia diterjemahkan oleh-Nya dan menyatakan "Dua lagu di Ambon bahasa nasional Australia" dan juga menulis lagu seperti 'di Irlandia Male sumpah di pantai barat Sumatra.

Chronologisch volgen nu zijne monographieën over ' De Keieilanden ', ' De Tanimbar- en Timor-Laut-eilanden ', De Aroeeilanden ' en ' De Afdeeling Babar en Leti-eilanden '. Kronologis sekarang mengikuti monograf tentang "Keieilanden ',' The Tanimbar dan Kepulauan Laut Timor", The Aroeeilanden "dan" The Division Leti dan Kepulauan Babar ". Van Hoëvell Dari Hoevell was nog niet lang Assistent-Resident van Gorontalo (Residentie Menado) toen hij door de Indische Regeering, met behoud van zijne betrekking, tijdelijk in de Residentie Ambon werd geplaatst, met opdracht zich op de hoogte te stellen van de geographische en economische toestanden op de bovengenoemde Zuidwester- en Zuidooster-eilanden. Tak lama Asisten Residen Gorontalo (Residence Menado) ketika ia oleh pemerintah India, dengan tetap menjaga hubungannya, Ambon untuk sementara ditempatkan di gedung, untuk menginformasikan mereka tentang geografis dan kondisi ekonomi di Zuidwester atas-Timur dan Kepulauan Selatan. Dit stond in verband met het voornemen der Regeering, om die tot dusver aan hun lot overgelaten eilandgroepen onder meer direct bestuur van het Indische Gouvernement te brengen. Ini ditambah dengan maksud Pemerintah, untuk sampai saat untuk meninggalkan pulau-pulau termasuk kontrol langsung dari Pemerintah India untuk membawa. Deze opdracht was iets bijzonders en bewijst hoeveel waarde de Regeering aan het oordeel van van Hoëvell over Ambonsche zaken hechtte. Perintah ini adalah sesuatu yang istimewa dan menunjukkan betapa pentingnya Pemerintah kepada kebijaksanaan Hoevell Ambon di Komite Urusan Australia. Toen van Hoëvell zijn rapport ter zake had uitgebracht (dat ook op ethnologisch gebied van belang is), werd hem de bijzondere tevredenheid der Regeering voor de wijze, waarop hij zijne zending had volbracht, betuigd. Ketika Hoevell dari laporannya tentang hal diterbitkan (juga dalam bidang ethnologic bunga), ia adalah kepuasan khusus dari Pemerintah untuk cara di mana ia telah mencapai misinya, diungkapkan.

In zijn eigenlijk bestuursressort, Gorontalo, teruggekeerd, zat hij niet stil, getuige zijne bijdragen: ' De Assistent-Residentie Gorontalo , voorzoover die onder rechtstreeksch bestuur is gebracht' en ' Korte beschrijving van het rijkje Moeton ( Bocht van Tomini )'; voorts over ' de rijkjes Todjo, Saoesoe en Posso ' ' Een bezweringsfeest te Moeton ' en ' Ueber das abplatten des Schädels und der Brust in Buool ( Nordküste von Selebes )'. Dalam kenyataannya, pemerintahannya diatur, Gorontalo, kembali, ia tidak diam, saksi atas kontribusinya: "Residence Asisten Gorontalo, sejauh ini telah dibawa di bawah pemerintahan langsung 'dan' Gambaran singkat mengenai kerajaan kecil Moeton (Tomini Bend) ', juga pada "The kerajaan Tojo, dan posso Saoesoe" "Moeton Mantra pesta 'dan' das Ueber abplatten des Schadel und der Brust di Buool (Nordküste von Celebes). Een nakomertje is ' Het paard in de Gorontalosche landschappen '. Baru teringat adalah "kuda di Gorontalosche lanskap.
Van zijn Gorontaloschen tijd bestaat nog een aardige brochure, getiteld ' Onmaacht tegen onrecht ', als antwoord op het werk van Mr. Gorontaloschen dari waktu masih brosur yang bagus, berjudul "Onmaacht melawan ketidakadilan", sebagai tanggapan terhadap karya Mr. Piepers 'Macht tegen Recht', waarin deze rechtsgeleerde op zeer partijdige wijze tegen de Ambtenaren bij het 'Binnenlandsch Bestuur' te velde trok. Pager 'Kekuasaan hukum ", yang pengacara yang sangat partisan secara melawan pejabat dalam" Administrasi "mengambil lapangan.

'Wie zal' - zoo vangt van Hoëvell aan - na de behandeling of liever mishandeling, die de Heer van der Kemp, hetzij dan verdiend of onverdiend, ondervond, het nog durven wagen met Mr. 'Siapa' - jadi mulai dari Hoevell ke - atau lebih tepatnya penyalahgunaan setelah perawatan, yang Mr van der Kemp, daripada pantas atau tidak layak, berpengalaman, masih berani Mr. Piepers in het strijdperk te treden? Penyeranta di arena untuk bergabung? Wie zal zich durven blootstellen aan de macht van invectieven, die hij, zooals 'Jupiter tonans' zijne bliksemschichten, iedereen om de ooren slingert, die durft naderen zijn schrijftafel, waar de inktpot met gal en venijn gevuld, gereed staat!' Siapa yang akan berani untuk mengekspos kekuatan invectives, yang ia, sebagai "Jupiter tonans" kilat-Nya, angin semua telinga, yang berani mendekati mejanya, di mana tempat tinta diisi dengan empedu dan racun, sudah siap! " Zulk een begin pakt al dadelijk en dwingt tot verder lezen: 'Mr. Seperti memulai sekaligus ditangkap dan dipaksa untuk membaca: "Mr. Piepers is gewoon het doopceel te lichten van hen, die hem bestrijden of aanvallen. Pager adalah hanya untuk menginformasikan doopceel dari orang-orang yang melawan atau menyerang. Voor het geval hij zulks, ook met mij wenscht te doen, wil ik hem hierin tegemoet komen door te constateeren, dat ik van jongst af aan, onder leiding van wijlen mijn vader vertrouwd ben geraakt met de oude classici, en hoewel financiëele omstandigheden mij later belet hebben, een akademischen graad te verkrijgen en ik dus den stempel eener classieke opleiding niet in de initialen Mr. Dalam hal ini dia juga ingin aku lakukan, aku ingin dia di pertemuan ini, dengan memperhatikan mereka, bahwa aku terakhir pada, dipimpin oleh almarhum ayah saya sudah kenal lama dengan klasik, dan meskipun keadaan finansial saya kemudian harus dicegah, untuk gelar akademischen dan aku mendapatkan cap pendidikan klasik bukan Mr inisial. of Dr. Dr. vóór mijn naam draag, zoo geef ik Mr. sebelum memakai nama saya, jadi saya Mr. Piepers toch de verzekering, dat hij in dit opzicht gerust kan zijn.' Penyeranta namun jaminan bahwa dia bisa nyaman dalam hal ini. " Daarna wijst van Hoëvell er op, hoe onredelijk en onrechtvaardig soms de ambtenaren van den Burgerlijken Stand (bijbetrekking der bestuursambtenaren) voor niets beteekenende ver- Kemudian poin Hoevell sana, bagaimana kadang-kadang tidak masuk akal dan tidak adil pejabat Stand Sipil (bijbetrekking pejabat pemerintah) untuk apa-apa beteekenende ver --

grijpen tegen den vaak onduidelijken letter van de wet, door rechterlijke ambtenaren werden be- en veroordeeld. intervensi terhadap surat yang sering kabur dari hukum, oleh pejabat peradilan bekerja dan dihukum. 'Een ander maal' zegt hij ergens verder 'moest ik bloeden, omdat ik in een doodacte van een kind, dat drie uren had geleefd, niet vermeld had, dat de overledene was geweest zonder beroep . "Lain kali 'pergi ke suatu tempat dia bilang" aku mengalami perdarahan, karena aku bertindak dengan kematian seorang anak yang pernah tinggal tiga jam, tidak menyatakan bahwa almarhum tidak punya pekerjaan. Op zulke spitsvondigheden en muggezifterij spitsen de Officieren van Justitie hun brein, hetgeen den geldzak der griffiers ten goede komt. Pada saat seperti memusingkan menyesatkan dan jaksa penuntut umum memusatkan pikiran mereka, yang dari kandung uang panitera manfaat. Zoo wordt 'summum jus summa injuria'. Jadi adalah "summum jus summa injuria.

Het bezigen van 'classieke' woorden, ook in zijn officieele briefwisseling, deed van Hoëvell graag. Kerja dari 'klasik' kata-kata, dalam surat-menyurat resmi, terbuat dari Hoevell seperti. Zelden ontving zijn secretaris de door dezen in concept gestelde dienstbrieven van zijn chef terug zonder inlasschingen als 'sit venia verbo', 'cum grano salis', 'luce clarius', 'nomen est omen' enz. Zij waren, als het ware, het persoonlijke cachet van van Hoëvell op de stukken. Jarang diterima oleh Sekretaris dalam konsep ini departemen tanpa surat-surat dari bosnya Venia kembali duduk inlasschingen sebagai verbo "," cum grano salis ',' luce clarius ',' Nomen est pertanda "Mereka dsb, seolah-olah, para cap pribadi Hoevell dokumen.

Bovendien deed hij geen gelegenheid voorbijgaan, om met enkele rake, humoristisch getinte uitdrukkingen, het soms beuzelachtige of ongerijmde in de gestie van de Gouvernementsbureaux te typeeren. Selain itu, ia tidak ada kesempatan lewat, dengan beberapa garu, ekspresi warna lucu, kadang-kadang sembrono atau tidak masuk akal dalam kemacetan dari Gouvernementsbureaux untuk mengetik mereka. Zoo antwoordde hij op een tot hem gericht verzoek van de Algemeene Rekenkamer om inlichtingen omtrent het verdwijnen van een 'nachtton' uit den inventaris der gevangenis te...... Maka ia menjawab permintaan dibuat kepadanya oleh Pengadilan Umum untuk informasi mengenai hilangnya sebuah "nachtton" dari inventaris penjara ...... (een vroegere standplaats van van Hoëvell) oa: 'Handelde de kwestie over een ton...... (mantan lokasi dari salah satu Hoevell) meliputi: "Apakah pertanyaan tentang satu ton ...... gouds, die uit de betrekkelijke verantwoording verdwenen was, dan zou ik misschien na drie jaren, aan het andere einde van den archipel, zonder nadere gegevens, in staat zijn volledige opheldering te verschaffen, doch mijn geheugen is niet zoo goed, dat ik mij de lotgevallen van een..... emas, dari akuntabilitas relatif pergi, aku akan mungkin setelah tiga tahun, di ujung lain di kepulauan ini, tanpa rincian, dapat memberikan penjelasan lengkap, tapi ingatanku tidak begitu baik, bahwa saya adalah nasib satu ..... nachtton na zoo een lang tijdverloop zou herinneren.' nachtton setelah sekian lama rangkaian akan ingat. " In een brief, handelende over het sluiten van politieke contracten met vrij onbeschaafde Inlandsche bestuurders, vindt men het volgende: 'Zelfs de meest verstokte generaliseerende bureaucraat zou door één enkel reisje naar een der kampongs van het landschap...... Dalam sebuah surat, yang bekerja pada kesimpulan kontrak dengan politik bebas driver asli tidak beradab, orang menemukan berikut ini: "Bahkan yang paling lazim birokrat akan generalisasi dengan menggunakan satu perjalanan ke salah satu desa dari desa ...... van deze opvatting genezen zijn en mij moeten toestemmen, dat het een ongerijmdheid is, met deze dikwijls nog koppensnellende, bijna naakt loopende vorsten (sic!), die kinderlijk gelukkig zijn, als men hun een broek cadeau doet, contracten te willen sluiten als worden aangegaan met ontwikkelde potentaten in andere deelen van Indië..... pandangan ini disembuhkan dan aku telah mengakui bahwa itu adalah suatu absurditas, sering kali kepala ini terburu-buru, hampir telanjang berjalan menggunakan penguasa (sic), bahwa anak-anak bahagia ketika mereka hadiah adalah terengah-engah, kontrak akan sedekat menyimpulkan dengan penguasa yang dikembangkan di bagian lain india ..... Men zou die contracten zelfs nog meer in verband met de eischen des tijds kunnen maken en er zelfs bepalingen in kunnen opnemen tegen socialistische woelingen, ze zouden aanbevelingen kunnen bevatten, om te waken tegen hypnose en suggestie in rechtszaken, waarschuwingen om het middel van Koch tegen tuberculose niet dan met voorzichtigheid toe te passen en meer dergelijke fin de siècle topics, zaken even onbegrijpelijk voor hen als die omtrent telegraafkabels, vaccine of onderdaanschap.' Orang mungkin bahkan lebih besar dalam kontrak yang terkait dengan urgensi waktu dan bahkan membuat ketentuan untuk mengambil agitasi sosialis, mereka akan berisi rekomendasi untuk, untuk menjaga terhadap hipnosis dan saran dalam gugatan, peringatan terhadap penggunaan Koch TBC hanya dengan hati-hati untuk menerapkan dan lebih seperti fin de Siecle topik, hal-hal yang tak dapat dimengerti oleh mereka sebagai orang-orang pada kabel telegraf, atau vaksin nasional rak. " Na deze uitweiding vervolgen wij weer de reeks der door van Hoëvell gepubliceerde artikelen. Setelah penyimpangan ini kita terus kembali melalui serangkaian artikel yang diterbitkan di Hoevell. In 1895 verschijnt ' Einige weitere Pada tahun 1895 diterbitkan "Einige weitere

Notizen über die Formen der Götterverehrung auf den SW und SO Inseln ' en het volgende jaar ' Bijschriften bij de kaarten van Seran ( vulgo Ceram )'. Notizen über die Formen der Götterverehrung SW und auf den Inseln SO 'dan tahun berikutnya' keterangan ke peta Seran (Seram vulgo).

Uit het laatste gedeelte van zijn diensttijd dateeren oa ' Werphout ( Boomerang ) op Zuid-Celebes ' en ' Mitteilungen über die Kesseltrommel zu Bonto Bangun ( Inseln Saleyer )', beide opgenomen in het 'Int. Bagian terakhir dari tanggal pelayanan mereka termasuk "Pemain Kayu (Boomerang) di Sulawesi Selatan 'dan' Mitteilungen über die zu Kessel trommel Bonto Bangun (Saleyer Inseln)", baik yang termasuk dalam 'Int. Archiv für Ethn.' Archiv für Ethn. " 1902 en 1903. 1902 dan 1903.
Nog verscheidene andere bijdragen van zijn hand zijn hier niet bij name genoemd. Beberapa sumbangan lain tangan tidak bernama.

Men ziet, in alle rangen van zijn ambtelijke loopbaan vond van Hoëvell den tijd, om op ethnografisch en geographisch gebied waardevolle studiën te maken. Kita melihat, di semua jajaran karier profesionalnya mengambil Hoevell dari waktu di etnografis dan wilayah geografis untuk membuat studi berharga. Vooral pionierwerk verrichtte hij gaarne en verleende ook gaarne hulp aan andere pioniers en in het algemeen aan wetenschappelijke onderzoekers. Terutama perintis pekerjaan yang dilakukan secara sukarela dan dengan senang hati diberikan juga membantu perintis lain pada umumnya dan peneliti ilmiah. Zulks hebben oa ondervonden Prof. Contoh ini telah mengalami Prof K. K. Martin op Ambon en de gebroeders Paul en Fritz Sarasin op Celebes. Martin di Ambon dan bersaudara Paul dan Fritz Sarasin Sulawesi. Eerstgenoemde zegt daarvan in zijn 'Reisen in den Molukken' 'Ich war deswegen sehr froh als der Resident van Hoëvell, welcher bis dahin auf einer Dienstreise begriffen gewesen, zurückkehrte und mich als bald zu sich im Haus lud, zum schön gelegenen Batu Gadjah, welches sich, mit einem grossen Parke versehen und in völlig isolirter Lage ausserhalb der Stadt, eng in eine winkelige Ausbuchtung des Gebirgsrandes hineinschmiegt. Kata mantan-nya "Reisen in den Maluku 'Ich war sehr froh deswegen der sebagai Residen Hoevell, welcher bis dahin auf einer Reise Begriff Layanan gewesen, und mich zu zurückkehrte sebagai botak sich im Haus Lud, schön zum gen kuning Batu Gajah, Welches sich, mit einem Grossen versehen Parke isolirter und völlig di außerhalb Lage der Stadt, eine eng di toko Ausbuchtung des Gebirgsrandes hineinschmiegt. Dort im Logirhause, inmitten der hübschen Anlagen und mit dem Ausblick auf den Wawani, fand ich Raum in Ueberfluss und Gelegenheit zu ungestörter Arbeit, beim Residenten selbst aber und seiner Gemahlin nicht nur die liebenswürdigste Aufnahme, sondern auch in jeder Hinsicht eine kräftige Unterstützung durch Rath und That, und so wurde denn dieser Ort der Ausgangspunkt aller folgenden Reisen, zu dem ich noch mehrfach zurückkehrte, um mir daselbst von Neuern körperliche und geistige Frische zu weiteren Unternehmungen zu erwerben.' Dort im Logirhause, inmitten hübschen Anlagen und der mit dem auf den Ausblick Wawani, F dan Raum und ich Ueberfluss Gelegenheit di ungestörter zu Arbeit, aber beim Penduduk und seiner selbst nicht nur Gemahlin liebenswürdigste mati Aufnahme, sondern auch in jeder Unterstützung durch eine Hinsicht Rath kräftig bahwa und, und so wurde denn dieser Ort der folgenden Ausgangspunkt semua Reisen, ich noch zu dem mehrfach zurückkehrte, um von mir daselbst KORPERLICH Neuern geistige Frische und zu weiteren Unternehmungen zu erwerben. "

In de door van Hoëvell voor het Int. Dalam Hoevell dari Int. Archiv. Archiv. für Ethn. für Ethn. 1906 geleverde beoordeeling van het werk der Sarasin's 'Reisen in Celebes, ausgeführt in den Jahren 1893-'96 und 1902-'03' lezen wij, in verband met zijne hulpverleening: 'Juist tijdens hunne tweede escursie naar Celebes stond de ondergeteekende aan het hoofd van dat gewest en kon hen op verschillende wijze bij hun streven behulpzaam zijn. 1906 menyampaikan kritik terhadap karya Sarasin's "di Sulawesi ausgeführt Reisen in den Jahren 1893 und 1902-'96-'03" kita baca dalam kaitannya dengan bantuan Verlee ning: "Tepat selama Sulawesi escursie kedua mereka ke bawah ini adalah kepala daerah itu dan dapat mereka berbeda ketika mereka mencari bantuan. En die hulp is hun in ruime mate verleend, zooals zij dan ook dankbaar erkennen: ' 'eine Unterstützung so tatkräftiger Art, wie das in der Geschichte der Wissenschaft fast ohne Beispiel sein dürfte.' Yang membantu yang kebanyakan diberikan kepada mereka, karena mereka juga mengakui penuh rasa syukur: 'eine Unterstützung begitu tatkräftiger Seni, wie das in der Geschichte der Wissenschaft ohne Beispiel sein dürfte cepat. " ' Trouwens alle degelijke onderzoekers, van welke nationaliteit ook, wie het ernstig om wetenschap te doen was, heb ik gedurende mijn langdurig verblijf in Indië steeds gesteund zooveel in mijn vermogen was.' "Selain semua peneliti, suara, apapun kebangsaan, yang serius pada ilmu pengetahuan untuk melakukan, saya selama saya tinggal lama di India dibantu begitu banyak dalam kekuasaan saya."

Dit is volkomen waar. Ini adalah hal yang benar.
Na zijn terugkeer (thans voor goed) in Nederland, gaf hij weder Setelah kembali (sekarang secara permanen) di Belanda, ia kembali
blijken van zich nog steeds op zijn geliefd arbeidsveld te bewegen, in den vorm van publicaties in het meergenoemde 'Internationale Archiv', in andere tijdschriften en bladen; van lezingen en van geschenken aan Musea. tampaknya masih bidang kesukaannya tenaga kerja untuk bergerak, dalam bentuk publikasi yang disebutkan dalam yang lebih 'International Arsip ", dalam jurnal dan majalah yang lain, ceramah dan hadiah ke museum. Wij vinden van hem uit dien tijd ' Zittend Ravana beeld op gevleugelde Raksasa ' 1905; ' Nog iets over messing helmen, schilden en pantsers in het Oostelijk deel van den OI Archipel ' 1906; ' Der Kris von Süd Selebes ' 1906; ' Die Kesseltrommel zu Pedjeng Gianjar auf der Insel Bali ', naar aanleiding van een artikel van WOJ Nieuwenkamp 1906; eene beoordeeling van het werk van FJ Sachse 'Het eiland Seran en zijne bewoners' 1908. Kami pikir dia kali ini "Sambil duduk di patung Rahwana winged Raksasa '1905" Sedikit di atas kuningan helm, perisai dan baju besi di bagian timur dari Kepulauan IO 'pada tahun 1906, "Der von Süd Sulawesi Kris '1906,' Die trommel Kessel Gianjar zu Pedjeng auf der Insel Bali, berikut sebuah artikel oleh New WOJ Camp 1906, sebuah kritik terhadap karya FJ Sachse "Seran pulau dan penduduknya" pada tahun 1908.

Het spreekt van zelf, dat van Hoëvell gedurende zijne vele onderzoekingstochten - op elke dienstreis won hij gegevens voor zijne studiën in - ook gelegenheid had, om allerlei ethnographica te verzamelen en van die gelegenheid heeft hij ook ruim gebruik gemaakt. Tentu saja, bahwa selama menjelajahi banyak Hoevell - pada setiap misi dia menang untuk studi di data - bahkan punya waktu untuk mengumpulkan semua ethnographica kesempatan itu dan dia juga telah banyak digunakan. Te Ambon bezat hij nog een waar volkenkundig museum met een prachtige collectie, hoofdzakelijk de Molukken betreffende en twee groote vertrekken van de Residentswoning beslaande. Ke Ambon di mana dia telah mengadakan rakyat museum dengan koleksi yang luar biasa, terutama di Maluku dan dua kamar besar dari rumah mencakup residen. Dit alles schonk hij in een al te royale stemming aan zijn toenmaligen koninklijken gast, den Oostenrijkschen Aartshertog Franz Ferdinand, toen die, op zijne reis om de wereld in 1904, ook Ambon met een bezoek vereerde. Semua ini dia dituangkan ke dalam kurang murah hati kemudian kerajaan tamu, Austria Franz Ferdinand Chen, yang sedang dalam perjalanan ke dunia pada tahun 1904, juga mendapat kehormatan dengan kunjungan Ambon. Het mag zeker betreurd worden, dat die collectie niet in ons voornaamste ethnografisch museum een plaats heeft gevonden. Mungkin pasti akan menyesalkan bahwa koleksi ini tidak ada dalam museum etnografi utama kami telah menemukan tempat. Maar was er een behoorlijke plaats daarvoor? Tapi apakah ada tempat yang layak untuk itu?
In de laatste jaren van zijn leven was van Hoëvell ziekelijk, waarmede afname en uiteindelijke verdwijning van zijn werklust gepaard ging. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya Hoevell sakit-sakitan, dengan pengurangan dan akhirnya yang hilangnya etika kerja nya digabungkan. Hij stierf, twee en zeventig jaren oud, te 's Gravenhage den 21 sten December 1920. Ia meninggal dua dan tujuh puluh tahun, di Den Haag Desember 1920 21 layanan.

Ten slotte zij nog vermeld, dat van Hoëvell lid was van verscheidene wetenschappelijke genootschappen. Akhirnya, harus disebutkan bahwa Hoevell anggota beberapa masyarakat ilmiah. Sedert 1892 was hij correspondent van de Koninklijke Academie van Wetenschappen; sedert 1906 lid van de Maatschappij der Nederlandsche Letterkunde te Leiden. Sejak 1892 ia adalah koresponden dari Royal Academy of Sciences, sejak 1906 anggota Masyarakat Sastra Belanda di Leiden.
's Gravenhage, Augustus 1922. Den Haag, Agustus 1922.
GF de Bruyn Kops . GF de Bruyn Kops.
Lijst der voornaamste monographieën van GWWC Baron van Hoëvell. Daftar monograf utama dari Baron GWWC Hoevell.
'Ambon en meer bepaaldelijk de Oeliasers' 1875. "Ambon dan lebih terutama Oeliasers" pada tahun 1875.
'Nota, de rechten betreffende, welke in de Residentie Amboina op onbebouwde gronden worden uitgeoefend' 1875. "Catatan, hak mana Residence di tanah kosong Amboina dilaksanakan" pada tahun 1875.
'Vocabularium van vreemde woorden in Ambonsch Maleisch' 1876. "Perbendaharaan kata-kata asing di malay Ambonsch" pada tahun 1876.
'Iets over de vijf voornaamste dialecten der Ambonsche landstaal (Bahasa Tanah)'. "Sesuatu tentang lima dialek utama Australia Ambon bahasa nasional (Bahasa Tanah). - Tijdschr. - Tijdschr. Kon. Dapat. Inst. Inst. voor de Taal-, Land- en Volkenkunde in NI 1876 I. untuk Asia Tenggara dan Karibia Studi pada tahun 1876 NI I.
'Twee zangen in de Ambonsche landtaal vertaald en verklaard' 1880. "Dua lagu dalam bahasa Ambon Australia diterjemahkan dan menjelaskan" pada tahun 1880.
'Over den eed der Maleiers ter Sumatra's Westkust'. "Selama sumpah Irlandia Male di pantai barat Sumatra. - Tijdschr. - Tijdschr. Bat. Bat. Genootschap 1880. Masyarakat pada tahun 1880.
'De Aroe-eilanden', 'de Kei-eilanden', 'de Tanimber- en Timorlaoet-eilanden', 'de Afdeeling Babar en de Leti-eilanden' allen in Tijdschr. "Para Kepulauan Aru ',' di Kepulauan Kei ',' yang Tanimber dan Kepulauan Timorlaoet ',' Departemen Leti dan Kepulauan Babar" di semua Tijdschr. Bat. Bat. Gen. Gen XXXIII. XXXIII.
'Onmacht tegen onrecht' 1889. 'Ketidakberdayaan melawan ketidakadilan "pada tahun 1889.
'De Assistent-Residentie Gorontalo'. "Asisten Residence Gorontalo. - Tijdschr. - Tijdschr. van het Aardrijksk. yang Aardrijksk. Gen. Gen 1891. 1891.
'Korte beschrijving van het rijkje Moeton (Bocht van Tomini)'. 'Gambaran singkat mengenai kerajaan kecil Moeton (Tomini Bend). - Tijdschr. - Tijdschr. van het Aardrijksk. yang Aardrijksk. Gen. Gen 1892. 1892.
'Over Todjo, Saoesoe en Posso'. "Tentang Tojo, Saoesoe dan posso. - Tijdschr. - Tijdschr. Bat. Bat. Gen. Gen XXXV. XXXV.
'Een bezweringsfeest (mapasaoe) te Moeton'. "Sebuah pesta eksorsisme (mapasaoe) untuk Moeton. - Int. - Int. Archiv für Ethnographie 1892. Archiv für Ethnographie 1892.
'Ueber das abplatten des Schädels und der Brust in Buool (Nordküste von Selebes)'. "Ueber das abplatten des Schadel und der Brust di Buool (Nordküste von Celebes). - Int. - Int. AfE 1893. AFE 1893.
'Einige weitere Notizen über die Formen der Götterverehrung auf den SW und SO Inseln'. "Einige weitere Notizen über die Formen der Götterverehrung SW und auf den Inseln SO. - Int. - Int. AfE 1895. AFE 1895.
'Bijschrift bij de kaarten van Seran (vulgo Ceram)'. "Keterangan di peta Seran (Seram vulgo). - Tijdschr. - Tijdschr. van het Aardrijksk. yang Aardrijksk. Gen. Gen 1896. 1896.
'Het paard in de Gorontalosche landschappen'. "Kuda di Gorontalosche lanskap. - Int. - Int. AfE 1904. AFE 1904.
'Der Kris von Süd-Selebes'. "Der Kris von Süd-Sulawesi. - Int. - Int. AfE 1906. AFE 1906.

Senin, 19 Oktober 2009

MENCOBA KEMBALI

Tradisi yang berkembang di Maluku adalah tradisi lisan. Tradisi yang kuat dan mencengkram dalam kehidupan setiap manusia Maluku. Tradisi inilah yang menjadi point plus dalam penulisan sejarah di negeri-negeri adat . Perlu dibedakan pengertian antara tradisi lisan dengan sejarah lisan.

Tradisi lisan adalah cerita rakyat yang diungkapkan melalui lisan dan dikembangkan secara berurutan juga secara lisan, namun si pelisan bukan penyaksi atau pelaku peristiwa. Berbeda dengan sejarah lisan yakni si pelisan benar-benar terlibat atau sebagai penyaksi peristiwa yang terjadi.

Sejarah lisan ini bisa diterapkan terutama dalam cakupan tempat yang kecil, yakni cakupan lingkungan. Sejarah lisan akan membangun sejarah yang lebih dalam. Peserta didik akan terbawa pada suasana sejarah yang dituturkan oleh si pelisan tersebut. Dengan cakupan yang kecil pula pemahaman bisa dioptimalkan.

Contohnya konkritnya seperti di lingkungan peserta kampung, ada cerita bersejarah. Cerita itu akan membawa rasa keingintahuan dengan rangsangan dari pencerita. Cerita yang akan dituturkan akan berdampak psikologis bagi masyarakat. Para pendengar terbawa untuk tahu dan mengerti dengan sejarah lingkungannya sendiri. Sehingga transfer budaya dari golongna tua terhadap golongan muda tidak akan terputus.

Hal itu akan berdampak lebih pada psikologis. Dampaknya para generasi muda tidak akan berorientasi pada kota. Orientasi pada kota sangatlah membebankan salah satu pihak saja. Lebih dari itu pembanguan yang digalakkan tidak akan cukup merata.
Serta perlu digaris bawahi. Sejarah lingkungan sama seperti sejarah lokal dalam memiliki cakupan yang lebih sempit. Lingkungan yang dijadikan tempat tinggal dengan pengertian dan partisipasi dari peserta didik. Melalui pengetahuan awal diharapkan sejarah lebih menarik.Melalui itu mereka bisa menulis dari hasil cerita orang lain dan menceritakan hal tersebut kembali.

Di Pulau Seram, serupa juga di daerah-daerah lain, cerita-cerita dan pengalaman zaman lampau akan lenyap dengan cepatnya. Lebih-lebih lagi pada masa sekarang di mana manusia bisa berhubung dengan cepat melalui telpon, HP, fex, email atau bertemu muka, tradisi menulis surat-surat yang panjang, penyimpanan catatan-catatan harian dan persediaan memo yang lengkap sudah menjadi tradisi yang tidak bias dihilangkan dari perkembangan zaman sekarang. Dalam keadaan seperti ini, Sejarah Lisan bisa menentukan supaya tidak semua perkembangan-perkembangan dilupai atau hilang sebagai bukti sejarah.

Satu darikelemahan yang besar di dalam usaha untuk menulis semula sejarah negeri-negeri adat yang ada di Pulau Seram ialah kekurangan sumber-sumber sejarah yang asal. Misalnya bagi sejarah negeri-negeri adat . Cuma beberapa negeri saja yang mempunyai sumber-sumber asli yang berkaitan dengan perkembangan sejarah negeri tersebut, tetapi itupun hanya terhadap kepada kurun yang ke-19 saja. Masalah ini lebih serius karena di Pulau Seram tidak terdapat satu tradisi menyimpan catatan harian, menulis dokumen-dokumen yang lain atau menulis riwayat hidup. Dalam hal ini Sejarah Lisan bisa memainkan peranan yang besar dalam memelihara dan menambahkan sumber-sumber yang ada untuk Sejarah negeri-negeri adat di Pulau Seram pada abad ini.
Di dalam usaha untuk memajukan penulisan sejarah tidak semestinya penulisan ditumpukan kepada tokoh-tokoh ternama dan peristiwa-peristiwa utama yang berlaku di sesuatu zaman. Sesungguhnya perkara ini penting, tetapi kita tidak boleh melupakan bahawa sejarah itu merangkumi juga cerita dan peristiwa rakyat biasa. Maka konsep yang bercorak sejarah suatu daerah dan juga sejrah negeri perlu diberi tempat yang sewajar. Di sinilah Sejarah Lisan sangat berguna kerana rakyat biasa tidak meninggalkan sumber-sumber bertulis. Di Pulau Seram sungguhpun tradisi bertulis berkurangan tetapi ia kaya dengan tradisi lisan. Peluang utnuk merekamkan warisan ini bias dilaksanakan melalui penelitian Sejarah Lisan.

Penggunaan Sejarah Lisan sebagai satu alat pengajaran belum digunakan dengan sepantasanya. Sejarah Lisan berdasarkan kepada kenang-kenangan seseorang yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang penting dan informasi-informasi ini sungguh bernlai di dalam memahami perisitwa-peristiwa yang saling berkait dari sudut yang luas. Sejarah Lisan adalah unitk karena ia dapat menghubungkan zaman yang lalu dan zaman sekarang melalui rakaman pengalaman-pengalaman yang bersejarah. Pita rakaman dan transkrip sejarah lisan bisa di hidupkan kembali dengan cara mengajar di sekolah-sekolah dan di institusi-institusi lain. Muzium misalnya memberikan gambaran tambahan kepada penuntut-penuntut melalui pameran, bahan-bahan yang dipetik dari buku-buku dan filem-filem. Cara ini tidak dinafikan sebagai satu cara pengajaran yang berguna di dalam kelas. Walau bagaimanapun, nilainya terbatas kepada keadaan pameran yang statik. Di sebaliknya pita-pita rakaman wawancara dengan tokoh-tokoh tertentu yang pernah memainkan peranan yang penting di dalam masyarakat boleh memberi suatu gambaran yang berkesan untuk memahami masa yang lalu itu. Rakaman-rakaman ini boleh menggambarkan perkara-perkara bersejarah yang telah berlaku di samping ianya dapat menggambarkan aspek-aspek masyarakat yang sukar untuk dipamerkan.

Peranan dan kegiatan ikatan-ikatan sejarah negeri akan dapat dikembangkan lagi sekiranya ikatan-ikatan tersebut menjalankan penelitian sejarah lisan. Ikatan-ikatan hubungan emosional Sejarah yang ditubuhkan bukan sahaja untuk menggalakkan penelitian dan menambahkan minat orang ramai terhadap sejarah tetapi juga mempunyai tanggungjawab untuk memelihara kesan-kesan sejarah negeri-negeri masing. Dalam hal ini mereka terlibat dalam pengumpulan, pemeliharaan dan penyediaan bahan-bahan tersebut untuk penyelidik sejarah harus memelihara alat-alat dan gambar-gambar mengenai kehidupan masyarakat di masa yang lalu dan musiu negeri yang telah lama tertubuh itu boleh mempamerkan bahan-bahan tersebut kepada orang lain. Begitu juga bagi tapak-tapak bersejarah yang harus dipelihara dan dibina kembali dan dikekalkan sebagai salah satu bukti sejarah masa lalu. Lembaga Sejarah dua negeri-negeri akan dapat menggiatkan lagi penilitian yang telah dijalankan. Sejarah lisan pula bisa menambahkan rancangan-rancangan lembaga sejarah khusus dalam memenuhi jurang-jurang yang terdapat dalam sejarah lokal. Jadi melalui cara ini informasi yang tidak selalunya dimasukkan ke dalam nilai-nilai tertulis akan dapat diperolehi

Kamis, 15 Oktober 2009

Kampung Tempo Dulu.

Kampung saya tidak sepertinya yang kamu lihat di tv. Tidak seperti yang yang terlintas dalam imajinasi kamu. Rangkaian rumah penduduknya semangat otonomi mereka sangat menjunjung nilai-nilai budaya . Mereka hanya membangun rumah di atas tanah, atas nama masing-masing. Lalu tetanga terdekat, adalah sejauh tiga kali melangkah dan tetanga terjauh adalah sejauh dua kali lapangan sepak bolah..

Kampung saya, kampung yang kaya dengan padang ilalang. Lalu bangun pagi kamu, hanya akan menemui pantai yang biru. Ilalang Hijau, suasana yang hening, sepi, dan langit biru. Itu saja yang kamu akan lihat dan terus lihat selama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Sampai kamu mati.

Tidak ada yang bias diandalkan untuk merauk Rezeki di kamapung saya ini. Tetapi cengkeh, pala, coklat (kaukau) dan kelapa, tumpah ruah bagai kuah ikan yang melimpah dari mangkok. Apa bila datang musim panena cengkeh Penduduk kampung saya akan kaya-kaya. Pada saat itu Rumah mereka, walaupun kayu, tapi besar-besar. Makmurnya saat musim cengkeh kata orang kampung musim uang , sampaikan setiap rumah pasti ada yang memasang gigi emas. Bukan sebatang gigi, tapi sebaris gigi. (hahahhaah Bercanda)

Susahnya kampung kami pula hanya ada empat. Susah yang mengikat sampai ke ubun-ubun. Kampung kami saat itu hanya ada petromaks dan hanya pelita, lampu minyak, syukur-syukur punya senter, dan generator. Kampung kami ada pipa air yang mengalir dari gunung samapai jauh,,,itupun setahun sekali apabila dibersiin pipanya kalau tak besinya dijadikan besi tua hahahhah, cuma hanya peringi yang bisa diandalkan untuk cuci pakain barat juga untuk andalkan perigi, air kiroku (wae kiroku bahasa Latu,, tauuu). Menjadi tempat berkumpul ibu-ibu untuk ngerumpi sambil membolak-balik pakaian-pakain yang hendak dibersikan. Kampung kami juga tiadak ada kompor apalagi kompor gas, hanya ada dapur yang berisika tumpukan ribuan batang kayu yang asapnya mampu memedihkan mata dinosaurus. Kampung kami terdapat jalan raya apabila dilalui oleh mobil bagaikan badai debu yang menghantam di siang bolon, perihnya mata, sengatnya ronga hidung, sesaknya napas itulah yang kita dapatkan. Lalu di depan rumah setiap penduduk, berjajaran pagar bambu yang tertata rapi menghiasi tiap halama rumah.


kota terdekat pula, harus menyabung nyawa mengharung laut. Sekiranya saya bernasib baik, setiap kali libur sekolah yang panjang, (setiap kali leburan tak lah…setahun sekali itupun kalau di ajak ortu) setahun sekali akan ke kota membeli sepatu baru, tas baru dan naik mobil, sambil menggenggam erat-erat semua belanjaan, untuk ditunjuk kepada kawan-kawan apabila masuk liburan.

Suatu hal yang kami sangat bersyukur, namun dalam waktu yang sama menyesakkan dada, adalah adanya tv yang siangnya mengunakan aki, dan malamnya guna generator. Itu pun rumah-rumah tertentu. Masih teringgat akan tv yang diliki oleh kampong saya, tv berwarna hitam dan putih ini dapat menyihir ratusan penduduk kampung untuk menyaksikan atraksi si Ateng didalamnya. Senangnya kami kerana hiburan itu naluri manusia dan tv menyediakan semuanya. Walaupun waktu itu orientasi tv di kampung saya hanya pada TVRI saat itu TPI masih berorentasi di kota-kota, dan membuat saya sangat ketinggalan untuk mengenali sosok manusia yang bernama Roma Irama. Hahahah raja dangdut. Tetapi, itu lebih daripada cukup bagi bahagia itu bersemayam di sudut-sudut jiwa kami.

Sakitnya pula adalah, tv memberikan semua perkara yang ada di dunia. Makanan segera, mainan kelas elit , sorang Opah yang ada rumah batu, kompor gas, mobil, kantor pos, tokoh buku, dan koran, sedangkan semua itu tidak akan kita temui di kampung saya saat itu.

Tidak ada koran, makanan segera jauh sekali, (buah segar apa yaa di kampung saat itu) kantor pos hanya mimpi, dan sekadar dalam cita-cita, dan mainan robot-robotan hanya dongengan sedih. Kesannya kalut, membuat penduduk kampung saya merasa tidak makmur, ulu, miskin, terbuang, dan buruk. Ya, mereka hanya ada kelapa, perahu, pelita, tv, dan paling moden, pemain video dan pita video Sanggam, Ratapan Si Anak Tiri dan koleksi Jaka Sembung.


Walau kampung saya makmur, namun dalam setandan pisang, pasti ada juga yang dipatuk burung. Begitu juga halnya kampung saya, di suatu sudut kampung yang jauh, di kelilingi pohon-pohon mintangor (apa nama ilmiah pohon ini yaa) yang megah menjadi bukti hidup yang tidak bisa berbicara tentang sejarah kampung ini, pohon ini menghiasi indahnya pantai mengikuti irama gelembang panatai yang menghantam batu karang. ada seorang pemuda, yang mengabdi diri menjadi pekebun, dari dahulu, hingga sekarang, dan mungkin hingga matinya begitu. Namun daripada dia saya menemui kisah ini.

Pisang yang dipatuk burung.

Dia, bukanlah lelaki paling gelap yang pernah saya temui, namun bagi kampung kami, dialah lelaki tergelap pernah ada di kampung kami . Tubuhnya tegap, dadanya berotot dengan bahunya menjulang bagaikan gunung binaya. Semuanya berkat hari-hari menyangkul, menyobek kelapa, mengangkut pisang, dan semuanya yang berkenaan dengan hal-ihwal pertania.

Dia lelaki yang diberi asuhan yang terbaik, mudah tersenyum, sepertinya senyuman itu adalah bahasa. Sampaikan mengangkat jenazah ke kubur pun dia boleh terlepas senyum. Ajaib. Dia juga sangat lurus, seperti bayi. Apa yang kamu tanya, dia tidak pernah keras untuk menjawab, walau sekadar bertanya tentang pohon-pohon yang ada di samping rumahnya, ataupun yang bertanya itu hanya anak-anak yang baru boleh bicara. Tidak ada sebibit pun rasa mahu bermegah dalam hatinya.

Di sisi lainnya, hidupnya tidak hanya selintas kisah duka. Kesenangan seperti terenggut dari hidupnya. Kebun cengkeh ayahnya tidak luas, lalu keluarganya hanya mampu memiliki perahu dan dayung. Rumah mereka pula beratap daun rumbiah dan sudah lapu dimakana usia, dengan ayah ibu yang masih hidup, tetapi hanya sekadar mampu memberi nasihat.

Dikabarkan kepada saya, kononnya dahulu dia lelaki yang sederhana dalam pelajaran, tetapi masih mampu menyambung ke sekolah menengah. Namun jauhnya sekolah menengah yang berasrama itu, sampai harus meninggalkan keluarga selama setengah tahun.

Atas kerana itu, lelaki yang saya posting dalam tulisan ini hanya beliau seorang yang berlulusan SMP. Beliau merupaka pungung keluarga, dan sebagai harapan keluarga, dia tidak mungkin meninggalkan keluarga sampai setengah tahun, sepertinya larangan memakan buah khuldi, boleh sahaja jatuh durhaka. Syukurnya, boleh juga dia membaca, menghitung dan tidak perlu sampai pada jejang berikutnya… okelah..kata beliau sihh hhahahahahah

Waktu itu, saya masih kecil, teringat kelas 3 SD kali satu, dan selepas sekolah, saya suka bertemu lelaki itu yang menjadi kawan saya, walau dia, usianya lebih tau 2 tahun lebih dari saya. Bukan kerana di kelas saya tidak ada rakan sebaya, namun kerana beliau seorang pemanjat pohon yang linca saat itu saya selalu di bawah kemana-mana semua kawan sebaya saya, semuanya di atas 100 % kuasa si Beruk sapan kawan itu, saya menjadi orang terbaik untuk diberitahu, “pohon kelapa kami udah bisa diambil buahnya, ayah saya lagi sedang tidaj ada di kebun kelapa" hahahah… dasar si Beruk..

Saya masih kecil, namun untuk memahami begitu, saya tidak sudi. Penyelesaiannya, saya berkawan saja dengan lelaki itu. Setidak-tidaknya dia hanya ada banyak pohon kelapa.

Seperti hari-hari biasa, datangnya saya ke rumah lelaki itu dengan pedang kayu yang saya paksa ayah saya buat. Semuanya gara-gara drama Ninja. Pedang kayu itu, harta yang saya sangat sayang dan tidak ragu-ragu dibawa tidur. Bersama pedang kayu, saya akhir sampai ke rumah lelaki itu yang sedang rehat di atas pagar rumah, dan berbahasa senyum dengan saya. Di tangannya ada sebatang penah dan sekeping kertas putih yang mungkin dia ambil dari buku adiknya yang kelas satu.

“Tulis apa?” pertanyaan. saya, sambil terus mengayun-ayun pedang.

Dia tersenyum, menampakkan gigi. Namun, tiba-tiba malu-malu dan ragu-ragu terpasang teguh di balik senyumannya itu. Aneh, tidak seperti biasanya, dia tidak pernah ragu-ragu hendak menjawab.

“Kamu kecil lagi, nanti kamu sudah besar, kamu akan tahu,” katanya tersenyum.

“Dia tulis surat cinta untuk anak ketua kelas,” jerit satu suara dari dalam rumah yang keras itu. Pasti suara adiknya yang kelas satu SD. Cinta? Saya yang waktu itu hanya tau drama Operah Ateng dan Ninja mengaru-garu kepala, sebelum tersenyum-senyum malu sendiri. Ternyata di hadapan saya itu, ada hal yang mengejutkan hati saya, hal orang dewasa. Namun, seketika saya mengerut dahi dan memandang lelaki di hadapan saya yang masih tersenyum malu sendiri. (Satu hal yang membuat saya tau akan perkara itu teriakan adiknya kalau tidak hahahah mana saya tau itu tulisa karena saat itu saya belum bisa untuk membaca dan menulis kalau hitung dari satu sampai sepuluh udah bisa…)

“Tetapi diakan sudah belajar tinggi di kota. Kamu pula di sini memanjat kelapa. Dia suka kamu?” pertanyaan saya dengan wajah murni, dengan hati yang betul-betul niat sekadar mahu bertanya.

“Apabila kamu sudah sampai waktunya, kamu akan faham sendiri kata saya ini,” katanya dengan masih tersenyum. Diakan suka tersenyum.

“Apa?” menggapa.

“Cinta itu halus, bila saja akan terluka dan pasti akan terluka, derita. Namun cinta itu, akan lebih berharga dalam derita,” katanya tersenyum.

“Kalau tahu akan derita, buat apa bercinta?” pertanyaan saya lagi, dan pada waktu itulah, kisah yang saya temukan di dalam Sang Pemimpi, saya jumpa pada untaian kata-katanya, yang lambat-lambat, halus, pasti, dan saya ingat sampai sekarang.

“Cinta itu derita, apabila hati yang kamu mau takluki, hati yang kamu puja itu adalah tembok kokoh yang tingginya menjulang, dan kerasnya ibarat besi. Untuk meruntuh dan seterunya menakluki tembok itu, kamu hanya ada lumpur di tangan, untuk kamu lempar. Lumpur yang kamu boleh ibaratkan cinta dan rindu. Adakah tembok itu akan runtuh? Tidak, tidak akan runtuh sampai kamu mati. Tetapi lumpur yang kamu lempar itu akan tertinggal di tembok itu, tinggal kesannya, kelabu. Cukuplah itu bagi saya, cukuplah. Walau ia tidak akan runtuh, setidak-tidaknya masih ada harapan, tembok itu akan terbuka pintunya, hanya untuk sekadar melihat lumpur-lumpur kelabu itu, ataupun terus mengikisnya dan membuangnya jauh-jauh. Cukuplah...,” katanya panjang diakhiri keluhan yang cukup pahit, dan saya mengerut dahi dengan pedang ninja bersandar kemas di bahu, tidak tersenyum, tidak menyambung, hanya, sekadar menatap, di tepi-tepi.

Hahahhahahahahhahahaha..semua telah berlalu,,kisah ini hanya memori masa kecil…kampung kami telah menjadi kampung yang modern dengan denamika politik mempunyai insitas yang luar biasa hebatnya orang-orang di kampung saya saat ini adalah para pakar politik yang diracik dari hembusan asap dapur yang menghangatkan mata, politisi-politisi yang hanya mampu menangkap kepiting lubang yang satu ke lubang yang satu…hahhahahahah? Dasar kampung politisi,,politisi kampong..kata kawan Pemimpin Kelas Salon.

Si Beruk saat ini telah berumah tangga dengan seorang wanita yang ada di kampong juga. Tapi bukan dari hasil surat cintanya itu. Katangya ketemu istri dia waktu acara kawinan lohh hahahh..

Kamis, 01 Oktober 2009

MAKAN PATITA



Gambaran sketsa kebudayaan Maluku secara mendasar, sebab prinsip utama dalam studi kebudayaan mengasumsikan bahwa tidak ada satu masyarakat pun yang mono-culture. Artinya tidak ada budaya tunggal di dalam suatu komunitas yang luas. Semisal itu, maka di Maluku, yang kita kenal bukanlah budaya Maluku, melainkan budaya masyarakat Maluku. Mendefenisikan “budaya Maluku” berarti bertolak dari asumsi bahwa ada suatu corak berbudaya yang kita klaim sebagai budaya Maluku. Padahal realitas sub-kultur di Maluku akan menghadapkan kita pada puncak budaya sub-kultur mana yang kemudian kita namai budaya Maluku itu sendiri.

Mengenal manusia yang berbudaya, tidak akan dapat dilepaskan dari masyarakat di mana manusia itu ada dan berkomuni. Intinya adalah budaya yang dihasilkan manusia itu adalah budaya manusia di dalam masyarakat, dan selanjutnya masyarakat itu yang memberi legitimasi sosial, dan filosofis kepada manusia untuk bertindak. Hal itu kemudian nyata dalam apa yang sering kita sebut “manusia beradab”. Artinya hal beradabnya manusia adalah suatu kenyataan berbudaya yang disahkan oleh masyarakat. Masyarakat menetapkan standar norma umum (common ground morality), dan manusia hidup di dalamnya. Ini adalah bukti legitimasi sosial. Legitimasi filsafati dapat dilihat dalam carapandang yang dianut oleh suatu masyarakat. Carapandang itu selanjutnya yang menjadi pedoman dalam seluruh aktifitas sosial dan berbudaya masyarakat manusia. Contoh, masyarakat Maluku menjadikan baileu sebagai makro-kosmos di dalam negeri. Carapandang ini terbentuk karena adanya suatu pemahaman filsafati bahwa manusia akan selalu ada dalam keseimbangan dengan semestanya. Semesta manusia/masyarakat adalah keseimbangan dunia kini dan dunia akan datang, atau keseimbangan relasi manusia riil dengan manusia adikodrati. Makanya, dibuatlah seperangkat nilai sebagai prinsip dan carapandang yang dianut turun-temurun.

Salah satu teradisi yang telah menjadi budaya bagi masyarakat Maluku adalah makan patita. Makan patita. Dua suku kata ini tidak asing lagi bagi semua orang Maluku, makan patita bukanlah hal yang baru bagi masyarakat Maluku, tradisi Makan Patita merupakan budaya yang dipertahankan hingga kini di seluruh pelosok Maluku. Dalam berbagai kesempatan misalnya, peringatan hari bersejarah, lazimnya digelar acara Makan Patita.


Beberapa kali saya mengikuti acara “makan patita, baik dalam sebuah acara adat maupun
kegiatan secara umum. Prosesinya tidaklah selalu sama namun nilai-nilai dasar yang hendak disampaikan dapat dengan jelas dipahami dari tindakan “makan patita” Dalam pengalaman awal saya, saya mengerti apa itu “makan”, tetapi saya tidak paham apakah itu “patita”? Sebagai seorang anak yang lahir di Pulau Seram, sudah menjadi kebiasan apabila mendengar kata makan patita pasti orang sudah tau kalau mereka lagi makan bersama. Hal makan patita dan sejarah bahasa tidak kelihatan hubungannya yang erat namun ternyata untuk memahami apakah itu “patita” saya tidak serta merta bisa mendefenisikannya karena masalah bahasa di atas.

Dari jauh kelihatan banyak orang berkumpul, membuat saya terharu akan suasana itu
Ada yang sibuk mempersiapkan penataan makanan (didominasi oleh ibu-ibu), sebagian lagi bersiap-siap untuk bertugas selama acara makan patita itu berlangsung untuk melayani peserta sesuai dengan kebutuhan tertentu. Menu makanan yang tersedia ciri khas makanan Ambon dengan variasi bentuk dan bahan dasar, misalnya: sagu, singkong, sayur singkong (daun kasbi), acar dan kokohu (sayur campur dengan bumbu yang khas), ikan yang diasapi (ikan asar), ikan bakar dengan kuah colo-colo ikan kuah, dan lainnya. Diawali dengan beberapa prosesi yang saling memperkuat makna dari acara makan patita itu yakni mempererat hubungan persaudaraan

Komponen-komponen, prosesi maupun isi dari perayaan itu bertujuan akhir pada penghargaan terhadap kehidupan. Tipe kehidupan seperti apa yang diharapkan nampak jelas dalam proses “makan patita” itu. Kehidupan yang berbaur dengan pluralitas manusia namun dalam kesetaraan. Semua energi peserta “makan patita” diarahkan untuk sesuatu yang membangun kehidupan. Budaya ini mengangkat eksistensi manusia dengan cara yang dapat dipahami, bahwa manusia didesain untuk kebaika

Ibu-ibu yang turut serta dalam makan patita

Nilai-Nilai Makan Patita

Kegiatan “makan patita” menjadi sesuatu yang penting namun bukan satu-satunya. Pada saat yang sama “makan” merupakan isi dan alat untuk suatu pemahaman bersama. Manusia diajak bersyukur untuk situasi ke-kini-an yang dihadapi, baik dalam bentuk kekeluargaan, kerelaan, saling melayani maupun saling menghargai. Tujuan kegiatan itu adalah mempersiapkan masa depan dengan mengingat hal-hal berharga yang ditemukan dalam pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu tidak juga menjadi sesuatu yang dominan namun diperhitungkan sebagai bagian dari kekayaan hidup yang patut diingat dan diambil semangat¬nya. Dalam pengalaman, hal itu dilakukan juga sebagai bagian dari proses rekonsiliasi. “Makan” adalah mengisi kehidupan dengan sesuatu hal yang berguna, dengan aspek ketubuhan, mental-relegi dan relasi sosial. Pengalaman ini mengikat pentingnya hal-hal di atas secara seimbang. Pengalaman mental-religi tidak dapat berjalan tanpa ketubuhan dan relasi sosial yang sehat. Tidak ada hal mental-religi yang dapat diperlihatkan tanpa tubuh dan relasi social

Makan tanpa “meja”. Ini sebuah ciri khas “makan patita”. Dengan beralaskan daun kelapa dan atau batang pohon sagu, orang menikmati bagaimana rasanya “makan di atas tanah”. Interpretasi simbolik yang dimunculkan dalam model makan patita adalah membuat jembatan untuk variasi “ruang” dan jenjang “kelas” antar manusia yang tercipta sewaktu-waktu dalam relasi sosial. Pesan yang muncul adalah setiap orang dapat berkembang secara bervariasi namun pada hakekatnya semua orang adalah sama. Tidak ada lagi yang lebih rendah dan dapat direndahkan. Di atas “ tanah” adalah sesuatu yang paling mendasar, dan di situlah peserta makan patita diajak merasai dan mengalami kehidupan sederajat dan setara. Untuk menjadi yang lebih atau meningkatkan diri adalah sesuatu yang terbuka, seperti terbukanya langit dan terbentangnya daratan maupun lautan. Namun tidak ada yang lebih rendah daripada yang lainnya. Dengan kata lain, semua mulia dan berharga sebagai anak kehidupan. Perendahan martabat sesama manusia dengan legitimasi apapun adalah kontradiksi dari pesan “makan patita pelibatan semua orang dalam perayaan itu.


Walaupun pembagian tugas masih dipandang sebagai konsekuensi logisnya namun tidak muncul kepemimpinan tunggal. Sebaliknya, partisipasi semua orang menentukankualitas “makan patita”. Semakin berkeliaran orang untuk mencari dan menikmati makanan yang disukai, akan terlihat semakin menarik dan berkualitas. Akses semua peserta perayaan itu sama dan tidak terbatas. Akses seperti ini dalam konteks sosial kemasyarakatan adalah kondisi yang ideal namun belum tentu dapat terealisasi secara mudah namun dapat direalisasi dalam “makan patita

Hidup yang menghargai alam dengan dinamis adalah pesan berikutnya dari makan patita”. Alam menyediakan apa yang berguna bagi kehidupan dan oleh karena itu perlu dikelola kelangsungannya. Upaya terhadap hal tersebut tidak hanya dalam mempertahankan apa yang ada secara sempit namun mengembangkannya dalam ilmu pengetahuan yang bijak dan politik yang berorientasi pada kesejahteraan manusia. Tanpa melakukan hal itu, “makan patita” akan menjadi barang langka yang penyebabnya, pada satu sisi, adalah ketidaksejahteraan dan pada sisi yang lain kelangkaan bahan makanan itu sendiri

Interdependensi. Keyakinan tentang prinsip hidup yakni saling ketergantungan. Saling memberi dan menerima adalah kenyataan yang akan bergulir dan mengalir dalam kehidupan dengan tanpa batasannya. Kerelaan untuk memberi akan dibalas dengan hal yang sama pula., yang dalam teologi kitab suci dikenal dengan teodice. Hal mana berhubungan dengan kenyataan bahwa tidak ada seorang manusia pun dapat hidup dengan dan dari dirinya sendiri

FOTO-FOTO MAKAN PATITA DI PANTAI HATU JEI DESA LATU